PDIP: Banteng Kalau Lama Diam Bisa Nanduk, Demokrasi Keluarga Harus Diluruskan

10 Agustus 2024 18:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (6/11/2023).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (6/11/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PDIP memastikan pihaknya akan tegak lurus menjaga demokrasi di pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.
ADVERTISEMENT
Katanya, bila ada yang berusaha merusak demokrasi, pasti akan dilawan. Sebab menurutnya, di Pilpres lalu hal itu sudah terjadi.
“Seperti yang kita lewati kemarin Pileg dan Pilpres, kita kan baik-baik saja. Banteng ini kan kalau lama diam bisa nanduk, jadi harus dikasih tahu ini ada masalah,” kata Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun di Lapangan Astaka, Deli Serdang, Sumut, pada Sabtu (10/8).
Kata Komarudin, ada pihak-pihak yang bertindak mengatasnamakan demokrasi. Padahal, demokrasi yang terjadi adalah demokrasi yang salah yakni demokrasi keluarga.
“Masalahnya apa? Masalahnya kita berjuang harus menghormati jasa-jasa pahlawan bangsa yang mendirikan republik ini,” kata dia.
“Kemudian yang kedua, amanat reformasi yang memberi ruang kepada semua orang punya kesempatan yang hari ini dibelokkan menjadi demokrasi keluarga, demokrasi oligarki, demokrasi dinasti. Ini harus kita luruskan” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Komarudin menerangkan lewat Pilkada ini, perjalanan demokrasi harus dibangun kembali. Tak ada menggunakan alat negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok.
Maka dari itu mereka mendorong Edy Rahmayadi untuk melaju di Pilgub Sumut. Lawannya adalah menantu Presiden Jokowi sekaligus Wali Kota Medan Bobby Nasution.
“Ini perlawanan konstitusional. Perlawanan kita harus mengawasi dan menyadarkan instrumen negara harus bekerja sesuai tugas fungsi masing-masing,” kata dia.
“Sebagai alat negara jangan digunakan untuk dipakai sebagai alat kekuasaan,” jelasnya.