PDIP: Banyak Kader PKS Memprovokasi Masyarakat Sumbar Tolak Jokowi

3 September 2020 13:37 WIB
Ketua DPR RI, Puan Maharani saat mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di rumah dinasnya. Foto: Dok. DPR
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR RI, Puan Maharani saat mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di rumah dinasnya. Foto: Dok. DPR
ADVERTISEMENT
Pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani soal harapan agar Sumatera Barat provinsi mendukung negara Pancasila menuai pro dan kontra. Pernyataan Puan itu dinilai ahistoris bahkan tak paham karakter orang Minang.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Politikus PDIP Zuhairi Misrawi mengatakan, Apa yang disampaikan Puan lebih dalam perspektif kekinian sekaligus harapan agar Pancasila benar-benar membumi dalam laku keseharian dan kehidupan berbangsa.
"Provinsi Sumatera Barat setelah 10 tahun dipimpin PKS memang berubah total. Banyak kader PKS yang memprovokasi masyarakat untuk menolak kepemimpinan Pak Jokowi. Padahal Presiden Jokowi adalah Presiden Indonesia yang menaruh perhatian besar terhadap kemajuan Sumatera Barat," kata Zuhairi, Kamis (3/9)
Ketua DPP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu menilai, tak hanya kehidupan berbangsa atas dasar Pancasila yang semangatnya yang menurut, tetapi juga ada intoleransi dan politik identitas di Sumbar.
Zuhairi Misrawi memberikan pandangan tentang Pancasila dan Islam di Konsolidasi PDIP Asahan, Sumatera Utara, Minggu (16/12). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Zuhairi menegaskan, di PDIP sendiri seluruh kader selalu diajarkan oleh Megawati soal kepeloporan kaum cerdik pandai nan bijaksana yang kemudian menjadi pelopor kemerdekaan dan pahlawan bangsa seperti Moh Hatta, KH Agus Salim, Prof Muhammad Yamin, Hajjah Rangkayo Rasuna Said, Moh Natsir dan tokoh-tokoh minang lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kehadiran tokoh-tokoh berwawasan kebangsaan di tengah penjajahan, namun dengan kultur Islam yang berkemajuan tersebut menjadi daya pemicu generasi muda Sumatera Barat untuk ikut berpacu menjadi pelopor kemajuan bangsa, termasuk pelopor di dalam membumikan Pancasila," ujar Zuhairi.
Kerajaan Pagaruyung, Sumatera / Istana "Istano Basa". Foto: flickr
Senada dengan Zuhairi, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa masyarakat Sumatera Barat memang terbuka. Tak hanya itu, menurut Hasto, masyarakat minang juga dikenal religius, kritis dan rajin menuntut ilmu.
"Dan tradisi kebudayaan yang luar biasa. Lihat saja makanannya. Restoran Padang menjadi ikon makanan nasional Indonesia, bahkan diterima di seluruh penjuru Nusantara. Dengan diterimanya makanan Padang secara luas, patut disyukuri dan menjadikan masyarakat Sumatera Barat juga terbuka bagi seluruh warga bangsa. Inilah hebatnya Indonesia. Pancasila menjadi pemersatu dan jiwa kepribadian bangsa," katanya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ditekankan Hasto, PDIP menaruh penghormatan tinggi kepada para pahlawan bangsa, termasuk dari bumi minangkabau, Sumatera Barat.
"PDI Perjuangan sangat menghormati para pahlawan bangsa, termasuk yang berasal dari Minang," tegas Hasto.
Sebelumnya, Puan menyatakan harapannya agar Sumbar bisa menjadi provinsi yang mendukung Pancasila.
"Semoga Sumbar bisa menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila. Bismillahirrahmanirrahim. Merdeka!" ujar Puan saat membacakan rekomendasi PDIP secara daring, Rabu (2/9).
***
Saksikan video menarik di bawah ini.