Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PDIP Cegah Bobby Lawan Kotak Kosong di Pilgub Sumut, Singgung Gajah vs Semut
11 Juli 2024 12:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menegaskan tak akan membiarkan Bobby Nasution melawan kotak kosong di Pilgub Sumut. Dia lalu menganalogikan pertarungan dengan Bobby sebagai gajah vs semut.
ADVERTISEMENT
"Ada yang mengatakan itu koalisi gemuk, koalisi gajah, koalisi raksasa, begitu ya. Kalau PDI Perjuangan itu lebih banyak membangun suara di grassroot. Memang yang menjadi kunci itu sekarang tinggal PDIP," kata Djarot di Gedung DPR, Senayan, Kamis (11/7).
"Kita akan berusaha untuk tetap membangun koalisi, membangun kerja sama dengan rakyat di bawah. Kita akan bentuk koalisi sendiri. Biarkan semut melawan gajah," tambah dia.
Bobby sejauh ini sudah mendapatkan dukungan gemuk dari Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PKB hingga NasDem.
Sementara, PDIP kini mulai membangun komunikasi lebih intens dengan PKS. Keduanya masih punya eks Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sebagai opsi melawan menantu Presiden Jokowi itu di Pilgub Sumut.
Djarot menegaskan, upaya PDIP mendorong calon di Pilgub Sumut sebagai bagian dari pendidikan politik. Jangan sampai ada sosok yang melawan kotak kosong.
ADVERTISEMENT
"Apakah kita membangun sistem demokrasi dengan pendidikan politik bobby dibiarkan melawan kotak kosong? Melawan kotak kosong atau tidak tergantung PDI Perjuangan," ucap anggota Komisi IV DPR itu.
Apalagi, menurut dia kehadiran kotak kosong sangat berbahaya karena tidak mewakili keinginan masyarakat. Djarot menuturkan bisa saja kotak kosong yang menang jika calon yang diusung tak sesuai harapan.
"Artinya apa? Ya kotak kosong. Kalau kotak kosong apa pantas gitu lho? Nanti kita khawatir jangan-jangan kotak kosongnya yang menang. Malah bahaya lagi malahan. Betul enggak?;" tutur dia.
"Kalau bisa di dalam pendidikan politik yang baik, hindari sehingga rakyat punya pilihan. Betul enggak," tutup Djarot.