PDIP Dinilai Lebih Rasional Usung Ganjar Capres, Puan Jadi Penerus Megawati

13 Januari 2023 10:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi (ketiga kanan) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat potong tumpeng HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi (ketiga kanan) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani saat potong tumpeng HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri banyak menyinggung kepemimpinan perempuan di HUT partainya pada Selasa (10/1) lalu. Ini memunculkan teka-teki, apakah sinyal Megawati terkait capres PDIP mengarah pada putrinya yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani?
ADVERTISEMENT
Peneliti Populi Center Rafif Pamenang melihat masih lebih rasional bagi PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo. Sebab dari banyak survei, termasuk Populi, hanya Ganjar kader PDIP yang masuk tiga besar bahkan memuncaki elektabilitas capres jelang 2024.
"Pada tokoh misal ketika Anies diusung NasDem suaranya meningkat, ketika Gerindra majukan Prabowo juga suara meningkat. Nah, memang ini yang menarik Ganjar belum dicalonkan siapa pun tapi tiga besar. Artinya kalau partai mulai mendekat ke calon tertentu akan perkuat nama ini," kata Rafif saat dihubungi, Jumat (13/1).
Rafif mengatakan, memang pemimpin perempuan menjadi agenda penting bagi negara ke depan sehingga banyak dibahas Megawati. Sebab terlihat kepemimpinan perempuan di Indonesia masih sedikit, termasuk di parpol.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat puncak HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). Foto: Dok. PDIP
"Kalau kita lihat realitas, ketum partai perempuan baru Ibu Mega. Dan komposisi Ketua DPR Mbak Puan, tapi secara umum kalau ada pemimpin daerah sebagai kepala daerah biasanya merupakan kepanjangan dari dinasti politik tertentu, atau meneruskan suami yang tidak bisa jadi bupati/walkot periode berikutnya," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
"Jadi memang kepemimpinan perempuan penting dilihat negara ke depan supaya Indonesia enggak kekurangan pemimpin perempuan," tambah master ilmu politik dari Universitas Uppsala, Swedia, ini.
Sehingga dalam konteks Puan, Rafif memandang bisa saja dibahas dalam konteks sebagai penerus PDIP di masa mendatang.
"Menunjukkan hak veto ada di tangan Megawati. Jadi ini pesan ke dalam dan luar kuat. Ke dalam bahwa kepemimpinan PDIP mendatang tidak akan jauh dari lingkaran Ibu Mega. Anak-anak Ibu Mega. Paling kuat Mbak Puan," papar Rafif.
"Jadi ada pesan internal bahwa pemimpin ke depan enggak masalah kalau itu Mbak Puan. Pesan ke luar tunjukkan ke partai lain bahwa PDIP masih solid di barisan Ibu Mega," tambah dia.
Rafif memandang pertimbangan Megawati terkait capres tetap akan bergantung pada konstelasi publik yang saat ini mayoritas mendukung Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto. Sehingga ia menilai lebih rasional apabila sinyal Megawati mengarah pada Ganjar Pranowo sebagai capres dan Puan sebagai penerus PDIP.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghadiri HUT ke-50 PDIP di JI Expo Kemayoran, Jakarta pada Selasa (10/1). Foto: Dok. Istimewa
"Untuk tiket memang sepertinya tetap ini akan melihat konstelasi calon-calon tiga besar nama, Ganjar, Anies, Prabowo yang juga ada di [survei] Populi. Dan PDIP sadar sebagai parpol pemenang pemilu langkahnya seperti apa. Perlu digarisbawahi orang ada kecenderungan memilih calon itu jauh-jauh hari, tinggal kemungkinan pencalonan akan perbesar pilihan orang pada partai tersebut atau tidak," jelas Rafif.
ADVERTISEMENT
"Nah, ini kita lihat bagaimana resonansinya dengan partai pengusung. Karena ini yang atur berapa jumlah paslon. Jadi menunggu internal stabilitas partai, kompromi, dan umumkan capres," lanjutnya.