Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PDIP: Ganjar Lahir dari Keluarga Biasa, Bukan dari Bangsawan Atau Anak Jenderal
8 Juli 2023 20:24 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDI Perjuangan (TKRPP-PDIP) Ahmad Basarah mengungkap pribadi bacapres Ganjar Pranowo terkait masa kecil hingga kehidupannya dengan sang istri Atiqoh. Ia menyebut Ganjar lahir dari keluarga yang sederhana.
ADVERTISEMENT
"Mas Ganjar lahir juga dari seseorang keluarga kebanyakan artinya rakyat biasa seperti kita semua, bukan dari kalangan bangsawan bukan anak jenderal, bukan anak orang-orang elite di republik ini, dia anak seorang purnawirawan Polri berpangkat biasa, anak kolong dan sebagainya," kata Basarah dalam diskusi 'Kenapa Ganjar Pranowo Capres Terbaik Penerus Jokowi' di Rumah Aspirasi Relawan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7).
Basarah menilai, sejarah demokrasi membuktikan bahwa capres yang berasal dari rakyat biasa dapat memenangkan pilpres.
"Dan demokrasi telah membuktikan orang-orang biasa, rakyat biasa dengan sistem demokrasi yang kita pakai dapat dihantarkan menjadi pemimpin bangsa Indonesia. Hal yang sama juga terjadi pada Presiden Jokowi," tuturnya.
"Presiden Jokowi juga lahir dari rakyat kebanyakan seperti kita dan kita bersyukur dari buah karya Ibu Megawati Soekarnoputri setelah lahir pemimpin bangsa yang lahir dari rakyat Indonesia," sambung Wakil Ketua MPR itu.
PPP Ungkap 3 Alasan Dukung Ganjar
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Waketum PPP Rusli Effendi mengungkapkan tiga alasan partainya mantap mendukung Ganjar. Ia menyebut, dari sisi personal, Ganjar sosok pemimpin yang berproses dari kemasyarakatan, DPR RI, hingga menjadi Gubernur
"Kita lihat di Jawa Tengah, beliau banyak inovasi, pembaharuan-pembaharuan kalau istilah saya, beliau bisa melakukan otonomi daerah berbasis digitalisasi, ini menarik untuk Indonesia yang kita punya bonus demogarafi. Jadi cocok untuk masa depan Indonesia menghadapi tahun 2035, itu bonus demografi kita yang usia produktif 70 persen," kata Rusli.
"Dari sisi ini, PPP tidak ada alasan tidak mendukung," sambung dia.
Alasan kedua, kata dia, dari sisi historis, peristiwa di tahun 1997, di mana muncul Mega-Bintang yang merupakan sejarah dari PDIP dan PPP. Dia pun menyebut, kerja sama PDIP dan PPP bukan baru kali ini saja dibangun.
ADVERTISEMENT
"Dan itu Bu Mega punya komitmen ketika jadi presiden, wakilnya Hamzah Haz. Ini fakta sejarah. Kedua, kerja sama lagi di Jateng Pak Ganjar sama Gus Yasin, PDIP dan PPP. Karena itu kerja sama ini harus dilanjutkan menjadi presiden dan wakil presiden. Semoga wakilnya dari PPP," ungkap Rusli.
Rusli mengatakan alasan ketiga adalah kultural. Rusli menyebut Ganjar terlahir dari kultur Nahdlatul Ulama (NU). Di mana, istrinya Siti Atiqoh Supriyanti merupakan anak dari tokoh kiai NU yang juga pengurus PPP Purbalingga, Akhmad Musodik Supriyadi.
"Jadi kedekatan emosional ini sudah sangat panjang, karena itu bagi PPP, Pak Ganjar Pranowo adalah persaudaraan meskipun tidak ada pertalian darah. Jadi ini kultur," ucap dia.