PDIP Gelar Wayang Kulit Kenang Tragedi Kudatuli, Ganjar hingga Azwar Anas Hadir

29 Juli 2023 1:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam acara pagelaran wayang kulit di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/2023). Foto: Dok. PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam acara pagelaran wayang kulit di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/2023). Foto: Dok. PDIP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PDIP menggelar acara pagelaran wayang kulit dalang tiga di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (28/7) malam. Acara ini digelar dalam rangka merefleksikan Tragedi Kudatuli 27 Juli 1996.
ADVERTISEMENT
Acara itu dibuka langsung Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Dalam sambutannya, Hasto mengatakan, wayang merupakan falsafah tentang budi pekerti yang melawan angkara murka.
"Di dalam wayang ini kita tidak hanya menangkap seluruh falsafah tentang budi pekerti, tentang tugas satria di dalam melawan angkara murka, juga tugas bagaimana segala angkara murka itu bisa diluluhlantakkan ketika seorang satria itu menyatu dengan Punakawan yang merupakan simbol dari rakyat miskin wong cilik yang terus kita perjuangkan dan juga diperjuangkan oleh Pak Ganjar Pranowo sebagai calon presiden kita," kata Hasto di Lenteng Agung.
Tragedi Kudatuli merupakan peristiwa kelam yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah politik Indonesia. Terjadi kekerasan di kantor PDIP pada tanggal 27 Juli 1996 tepatnya di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Peristiwa pada 26 tahun silam itu terjadi saat Suharto berada di puncak kekuasaan. Kenangan pahit itu memakan sejumlah korban tewas, luka-luka, bahkan hilang.
Tabur bunga di Kantor DPP PDIP memperingati peristiwa kudatuli. Foto: Dok. PDIP
Menurut Hasto, saat itu kekuasaan otoriter mencoba untuk meredam seluruh gerakan arus bawah yang memberikan dukungan penuh kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Megawati Soekarnoputri.
"Karena itu, Tragedi 27 Juli itu tidak berlebihan adalah momentum politik yang membuka gerbang demokratisasi di Indonesia," ujar Hasto.
Hasto menambahkan, kekuatan otoriter itu kemudian dihancurkan arus bawah, menjebol tembok kekuasaan otoriter.
"Tembok yang sangat tebal berhasil dijebol meskipun kantor kita porak-poranda," jelas Hasto.
Lebih lanjut Hasto menyebut, tragedi itu menciptakan banteng-banteng PDIP yang kuat. Atas hal itu, lewat wayang kulit tersebut sebagai ritual kehidupan agar insiden kelam itu tak terjadi lagi.
ADVERTISEMENT
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo juga hadir melalui Zoom.
Ada juga Bupati Ngawi Ony Anwar, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko, dan akademisi Connie Rahakundini Bakrie.