PDIP Gunungkidul: Pembawa Spanduk 'Pak Jokowi, Kami Pilih Ganjar' Dipukul

30 Januari 2024 20:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Tangkapan layar video saat spanduk "Kami pilih Ganjar" diringkus. Dok: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar video saat spanduk "Kami pilih Ganjar" diringkus. Dok: Ist.
ADVERTISEMENT
Seorang pria membawa spanduk bertuliskan "Selamat datang Bapak Jokowi kami sudah pintar, kami pilih Ganjar", saat Presiden Jokowi berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul, Selasa (30/1).
ADVERTISEMENT
Spanduk itu langsung diringkus oleh dua orang yang memakai pakaian bebas: Satu orang memakai sweater abu-abu, satu orang lagi memakai baju hitam.
Adegan tersebut terekam dan videonya viral di media sosial.
Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul yang juga Ketua DPC PDIP Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyebutkan bahwa pria tersebut dipukul.
"Dia dipukul uppercut di bagian rahang. Tadi diperiksa jakunnya itu mlengse (miring). Tulang hidung miring berdarah karena kena pukulan dari (yang diduga) aparat," kata Endah yang mengaku datang ke lokasi pemukulan dan membawa pria tersebut ke rumah sakit.
"Saya mengutuk keras tindak kekerasan yang diduga dilakukan oknum aparat," kata Endah.
"Sudah tidak saatnya lagi di era demokrasi seperti ini masih ada perlakuan seperti itu. Kecuali yang bersangkutan memang mengancam keselamatan presiden," kata Endah.
ADVERTISEMENT
Menurut Endah, pria tersebut bukan kader PDIP. "Tidak ber-KTA PDI Perjuangan," katanya.
Endah akan berkonsultasi dengan DPP dan DPD PDIP terkait hal ini.

Kata Paspampres

Presiden Jokowi di Gudang Bulog di Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Selasa (30/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
Asintel Paspampres Kolonel Kav Herman Taryaman menegaskan dua orang yang menyeret pria pembawa spanduk itu bukanlah anggota Paspampres.
"Terkait kejadian adanya tindakan kekerasan dengan cara mendorong warga yang membentangkan spanduk, pada saat kegiatan kunjungan kerja Presiden RI Bapak Joko Widodo ke daerah Wonosari pada hari Selasa tanggal 30 Januari 2023 yang dilakukan oleh anggota Paspampres, adalah tidak benar," kata Herman kepada wartawan, Rabu (31/1).