PDIP: Jokowi Utamakan Kepentingan Rakyat Daripada Membuat Patung

8 Oktober 2018 14:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menerima kunjungan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (26/9/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menerima kunjungan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (26/9/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata berencana membangun patung Presiden Joko Widodo di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, rencana itu menuai pro dan kontra, khusunya dari kubu oposisi.
ADVERTISEMENT
Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengkritik Jokowi yang doyan memamerkan dan pencitraan. Padahal, di saat yang bersamaan, banyak warga yang tengah berduka karena terkena musibah bencana.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meyakinkan bahwa pembangunan patung itu bukan inisiatif Jokowi, melainkan keinginan masyarakat NTT.
"Kita tahu ada ungkapan dari rakyat NTT tidak banyak dapat sentuhan. Setelah beliau lakukan pembangunan dari pinggiran, beliau bangun bendungan di NTT, sehingga rakyat sampaikan seperti itu. Saya tahu Pak Jokowi lebih mengedepankan kepentingan rakyat daripada sekadar membuat patung," ujar Hasto di Kantor PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (8/10).
Bahkan, Hasto mengungkapkan jika Jokowi mendengar rencana itu, maka pasti yang bersangkutan tidak mengizinkannya. Jokowi akan lebih mengarahkan pembiayaan ke sektor-sektor produktif untuk rakyat, daripada sekadar membuat patung dirinya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi patung Presiden Joko Widodo. (Foto: Instagram @ noxturn11)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi patung Presiden Joko Widodo. (Foto: Instagram @ noxturn11)
Meski demikian, apa yang menjadi aspirasi warga juga tidak bisa dibendung karena permintaan patung Jokowi itu merupakan murni dari rakyat NTT sendiri.
"Kalau Pak Jokowi mendengar hal tersebut, lebih baik dana dipakai rakyat. Saya yakini sikap Pak Jokowi seperti itu, tapi kadang ketika pemimpin hadir di tengah rakyat, rakyat apresiasi secara jujur terhadap pemimpinnya," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya berkunjung ke Desa Tulakadi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/10). Desa tersebut memiliki pohon asam bersejarah dengan Presiden Jokowi.
Singkat cerita, pada 20 Desember 2014, usai mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Motaain, Jokowi menyempatkan diri duduk bersama warga di bawah pohon asam tersebut dan memberikan uang sebanyak Rp 112 juta kepada warga setempat. Kemudian, warga menamai pohon tersebut dengan sebutan 'Pohon Asam Jokowi'.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Biro Humas Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, rencana pembuatan patung Jokowi muncul dari keinginan masyarakat setempat untuk menghidupkan destinasi wisata 'Pohon Asam Jokowi itu.