PDIP Kecam Pameran Lukisan Yos Suprapto Diberedel: Memalukan, Watak Neo-Orba

21 Desember 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
Anggota Komisi VI DPR F-PDIP Deddy Yevri Sitorus. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi VI DPR F-PDIP Deddy Yevri Sitorus. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
DPP PDIP menanggapi terkait pemberedelan pameran lukisan tunggal yang diselenggarakan seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengatakan pameran itu bukan diberedel tapi dibatalkan. Acara dengan tema “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” dibatalkan karena ada lukisan karya Yos yang tidak sesuai dengan tema.
Yos seharusnya membuka pameran lukisan pada Kamis malam (19/12).
Seniman Yos Suprapto masih menanti dibukanya pintu tempat pameran untuk dibuka, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengatakan kejadian ini sangat memalukan. Ia menyebut, citra Indonesia bisa tercoreng dari dunia internasional karena memberedel sebuah lukisan.
"Menurut saya ini tindakan memalukan dari orang yang tidak punya rasa malu dan akan menjadikan kita tertawaan dunia internasional," kata Deddy kepada wartawan, Sabtu (21/12).
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
Lukisan Yos Suprapto yang sedianya dipamerkan di Galeri Nasional. Foto: Dok. Istimewa
PDIP menilai kejadian ini harus menjadi perhatian bersama. Sebab menunjukkan indikasi negara kembali ke zaman orde baru.
"Menurut saya ini adalah indikasi lanjutan dari watak Neo-Orba, warisan pemerintahan sebelumnya. Mulai dari pembegalan berbagai lembaga, aturan, Pilkada, kriminalisasi, sensor media hingga sekarang pemberedelan karya seni," kata Deddy.
ADVERTISEMENT
"Ini penurunan kualitas peradaban kita, baik itu peradaban seni, hukum juga politik," tutur dia.
Zamrud Setya Nagara, Jakarta, Jumat (20/12). Foto: Alya Zahra/Kumparan

Galeri Nasional Indonesia Bantah Bukan Memberedel

Sementara Ketua Tim Museum dan Galeri IHA (Indonesian Heritage Agency) Zamrud Setya Nagara menegaskan, pameran lukisan Yos bukan diberedel.
“Menunda itu artinya bukan pemberedelan. Bukan pemberangusan atau melarang. Menunda pembukaan dan pelaksanaan pamerannya,” ujar Zamrud.
Zamrud melanjutkan, penundaan itu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada kurator—Suwarno Wisetrotomo—dan pelukis Yos Suprapto untuk menyatukan pandangan termasuk memperbarui konsep yang sudah disepakati sejak awal.
Namun, Suwarno sudah mengundurkan diri sebagai kurator.