Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
PDIP Kritik Ratna Sarumpaet: Hanya Menghadirkan Atraksi Playing Victim
3 Oktober 2018 9:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
![Ratna Sarumpaet di KPK (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1529641718/kyc1vr5xrj6ilxl6jptw.jpg)
ADVERTISEMENT
Ratna Sarumpaet dianiaya oleh orang tidak dikenal di Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada Jumat (21/9) lalu. Disebut ada 3 orang yang menganiaya Ratna saat itu.
ADVERTISEMENT
Dukungan terhadap Ratna pun diberikan tim pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Terkait hal ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyayangkan insiden ini. Ia menyebut ada upaya memolitisir kasus tersebut saat Indonesia sedang berduka atas bencana gempa dan tsunami yang menimpa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Hasto menilai, tindakan tim pemenangan Prabowo-Sandi yang memberikan dukungan terhadap Ratna menunjukkan adanya kepentingan politik. Jika memang ada bukti penganiayaan, ia menyebut tim pemenangan Prabowo-Sandi harusnya lapor ke polisi.
"Kita ini negara hukum. Jika tim pemenangan Prabowo-Sandi betul-betul memiliki bukti otentik atas penganiayaan tersebut, segera laporkan polisi. Tempuh jalur hukum dan minta visum et repertum sehingga publik mendapatkan kejelasan atas persoalan tersebut," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/10).
ADVERTISEMENT
Diketahui, Ratna sama sekali tidak melapor ke polisi atas penganiayaan tersebut. Terkait hal itu, Hasto mengatakan Ratna hanya menghadirkan playing victim ketika pemerintah sedang fokus pada penanganan gempa dan tsunami.
![Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menerima kunjungan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (26/9/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1537947552/itdqpnpfwfvhbbsawsai.jpg)
"Apa yang dipertontonkan dengan memolitisasi kasus kekerasan secara sepihak tanpa adanya laporan ke polisi dan keterangan resmi dari rumah sakit, hanya menghadirkan atraksi playing victim yang tidak etis dan telah mengusik rasa kemanusiaan kita. Sebab saat ini perhatian seluruh bangsa ditujukan pada upaya menolong rakyat yang menjadi korban bencana. Kehadiran Pak Jokowi hari ini kembali ke Palu karena suara hati kemanusiaan itu," tuturnya.
Kasus ini juga dinilai Hasto sebagai usaha penggiringan opini agar Jokowi bertanggung jawab atas hal ini. Ia menyebut tindakan ini tidak elok dan menyerang kecerdasan publik.
ADVERTISEMENT
“Rakyat tahu bahwa Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf tidak memiliki tradisi kekerasan sama sekali. Sementara yang di sana memiliki banyak pengalaman kelam terhadap berbagai bentuk tindak kekerasan," tegasnya.
Hasto juga menilai tim pemenangan Prabowo-Sandi seharusnya lebih menunjukkan dukungannya kepada kasus Semanggi atau penculikan aktivis masa lalu dibandingkan dengan membela kasus Ratna.
"Pembelaan yang diungkap atas kasus Ratna Sarumpaet oleh tim Prabowo tersebut hanya akan positif apabila mereka juga membela lebih hebat lagi terhadap Kasus Semanggi ataupun penculikan aktivis serta pembunuhan Marsinah di era rezim Soeharto," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Ratna disebut dianiaya oleh 3 orang tidak dikenal di Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018. Namun berdasarkan hasil penelusuran polisi, pada tanggal itu Ratna sedang berada di Jakarta. Berdasarkan hasil rekaman CCTV, Ratna terlihat di RS Bina Estetika.
ADVERTISEMENT