PDIP soal Politik di Pengajian: Asal Bukan yang Memecah Belah Bangsa

26 April 2018 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasto Kristianto Sekjen PDIP (Foto: Charles Brouwson/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hasto Kristianto Sekjen PDIP (Foto: Charles Brouwson/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang meminta menyisipkan unsur politik ke dalam sebuah pengajian.
ADVERTISEMENT
Meski tidak menjawab secara gamblang boleh atau tidaknya unsur politik disisipkan ke dalam pengajian, namun Hasto menilai unsur politik yang dimaksud haruslah yang membangun peradaban, mencerdaskan, dan menempatkan kekuasaan untuk rakyat.
"Maka dalam pertemuan dengan Ikhwanul Muballighin yang akan mencanangkan gerakan Muballigh Nasional Bela Negara itu juga menempatkan bagaimana masjid sebagai tempat yang juga bisa dipakai untuk menyampaikan bagaimana upaya-upaya untuk membuat umat betul-betul secara lahir dan batin menjadi warga negara yang baik, menempatkan Islam sebagai rahmatan lil alamin," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (26/4).
Namun apabila unsur politik disisipkan dalam pengajian, Hasto menilai tidak masalah asalkan yang disampaikan bukanlah politik yang memecah belah bangsa.
ADVERTISEMENT
"Tapi politik yang menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air, patriotisme, politik yang membangun peradaban, politik yang memberdayakan rakyat, politik yang menempatkan kekuasaan dalam gambaran yang ideal untuk kemaslahatan bangsa dan negara," pungkasnya.
Pernyataan Amien soal menyisipkan unsur politik dalam pengajian ia sampaikan saat menghadiri acara tasyakuran peringatan satu tahun Ustazah Peduli Negeri di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (24/4).
Ia berpendapat unsur politik perlu disisipkan dalam pengajian agar masyarakat turut berperan dalam Pilpres 2019 guna terpilihnya presiden baru.
"Nah, kalau di DKI kita diberi oleh Allah keajaiban, insyaallah tahun depan ada keajaiban yang lebih besar lagi," ujar mantan Ketua MPR itu.