Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PDIP soal 'Presiden Berpihak': Bukti Prabowo-Gibran Cermin Jokowi 3 Periode
25 Januari 2024 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut kepala negara boleh berkampanye dan berpihak sebagai bukti paslon 02 Prabowo-Gibran meripakan cerminan Jokowi 3 periode. Hal ini, kata Hasto, telah menciptakan sentimen sangat negatif.
ADVERTISEMENT
"Apa yang disampaikan Pak Jokowi akhirnya membuktikan bahwa pasangan Prabowo-Gibran merupakan cermin Jokowi tiga Periode yang selama ini ditolak oleh PDI Perjuangan bersama seluruh kelompok pro-demokrasi, para budayawan, cendekiawan, dan juga kekuatan yang berjuang menjaga konstitusi," kata Hasto kepada wartawan, Kamis (25/1).
Hasto menyebut pernyataan Jokowi selain melanggar etika politik, juga melanggar pranata kehidupan bernegara yang baik. Menurutnya, Jokowi turun gunung hanyalah bertujuan untuk ambisi kekuasaan.
"Bayangkan saja, Pak Jokowi ini sudah menjabat presiden dua periode, dan konstitusi melarang perpanjangan jabatan. Dengan ketegasan Pak Jokowi untuk ikut kampanye, artinya menjadi manifestasi tidak langsung dari ambisi kekuasaan tiga periode," ucapnya.
"Publik kini mempersoalkan kembali berbagai rekayasa hukum yang dilakukan di MK untuk meloloskan Gibran," tambah Hasto.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ambisi 3 periode membuat rakyat memahami mengapa Jokowi sampai membuntuti kampanye capres 03 Ganjar Pranowo, khususnya di Jateng, Jatim, Lampung, dan NTT.
“Sebab Ganjar Pranowo itu Presiden rakyat, dekat dengan wong cilik, memiliki program rakyat miskin yang diterima luas, dan menampilkan model kepemimpinan yang menyatu dengan rakyat, ditambah ketegasan Prof Mahfud MD. Itulah yang ditakutkan dari Ganjar-Mahfud, sampai lebih sepertiga pengusaha penyumbang perekonomian nasional pun dikerahkan untuk dukung Paslon 02," kata Hasto.
Dia pun menyoroti pernyataan Jokowi disampaikan saat berada di samping Menhan yang juga capres Prabowo Subianto dan Jajaran TNI juga sangat tidak elok.
"TNI adalah kekuatan pertahanan yang seharusnya netral. Namun hal tersebut justru mengungkapkan motif sepertinya ingin melibatkan TNI, setidaknya secara psikologis," ujar Hasto.
ADVERTISEMENT
“Jadi akhirnya terjawab mengapa banyak intimidasi. Ganjar-Mahfud dikepung dari seluruh lini, meski kami meyakinan kekuatan rakyat tidak bisa dibendung dan akan menjadi perlawanan terhadap kesewenang-wenangan yang terjadi," kata dia.