Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PDIP: Sosok Pemimpin Ideal itu Sunan Kalijaga, Bukan Putin
31 Maret 2018 8:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Anggota Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari mempertanyakan pandangan Fadli Zon yang mengidamkan pemimpin seperti Presiden Rusia Vladimir Putin. Padahal, menurutnya Putin adalah sosok pemimpin yang haus kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, berbagai kebijakan luar negeri Rusia banyak dikecam oleh banyak negara dan berpotensi memicu krisis diplomasi internasional.
"Baca konstitusi dong, orang diktaktor haus kekuasaan gini kok dijadikan model. Enggak nyangka. Apalagi saat ini kebijakan luar negerinya sedang di condemn 24 negara dan sedang memicu krisis diplomasi internasional. Ateis lagi kayaknya, negaranya juga komunis," ujar Eva kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (31/3).
Eva menjelaskan, Indonesia sebenarnya telah memiliki pedoman kepeimpinan nasional yaitu Pancasila dan Trisakti dengan prinsip-prinsip menang tanpa ngasorake (tidak merendahkan lawan yang dikalahkan), tanpo bala (tidak pakai kekerasan), sakti tanpa aji (bertaqwa, selalu dibantu Tuhan).
Selain itu, role model lainnya adalah pemimpin yang kalem, produktif, tidak arogan (adigang-adigung-adiguna), tidak sombong, tidak suka menghina orang.
ADVERTISEMENT
"Sosok ideal pemimpin itu seperti Sunan Kalijaga membawa pencerahan dan kemajuan bagi rakyat," ucapnya.
"Indonesia punya Pancasila sebagai kepribadian. Enggak usah enggak pede, Pancasila jauh lebih baik dari komunisme soviet dan Jokowi jauh lebih dihormati dari Putin. Jangan inferior complex, percaya diri seperti sila kedua kita. Kesetaraan antar manusia, karena martabatnya sama," jelas Eva.
Terkait sindiran soal utang yang menumpuk di era Jokowi, Eva meminta Fadli tidak asal berkomentar. Menurutnya, upaya yang dilakukan pemerintah Jokowi adalah untuk pembangunan nasional.
"Utang yang paling rendah di dunia kok dimitoskan, baca angka dong lagian utang untuk infrastruktur dipersoalkan, enggak ada pembangunan juga nanti akan disoal. Sementara investment grade yang membaik tidak dibaca sesuatu yang pemimpin gagah perkasa tidak dapat mencapainya," pungkasnya
ADVERTISEMENT