news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PDIP Tak Khawatir Amien Rais Nyapres: Dulu Juga Pernah Maju Pilpres

12 Juni 2018 10:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PDIP lepas 725 pemudik di St Senen (Foto: Ricad Saka)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP lepas 725 pemudik di St Senen (Foto: Ricad Saka)
ADVERTISEMENT
PDIP menanggapi niat Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang ingin nyapres di Pilpres 2019. PDIP tak khawatir dengan manuver Amien tersebut.
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Amien tidak menjadi penantang yang perlu dikhawatirkan oleh PDIP dan Presiden Joko Widodo.
“Tidak (khawatir), karena di masa lalu Pak Amien juga pernah maju (Pilpres),” kata Hasto usai menghadiri pelepasan mudik bareng PDIP di Setasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (12/6).
Meski begitu, Hasto mengapresiasi niat Amien yang ingin maju nyapres. Sebab, setiap partai politik berhak mengusung kadernya untuk maju menjadi kandidat capres. Namun, hal itu tentu harus memenuhi syarat 20 persen presidential threshold.
“Selama syarat-syarat itu memenuhi silakan, setiap warga negara memiliki hak untuk memilih dan dipilih, tetapi rakyat yang jadi hakim terbaik,” ujar Hasto.
Menurut dia, partai-partai yang telah mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 tidak akan beralih ke calon lain termasuk Amien. Sebab, kata dia, partai politik yang mendukung Jokowi membuat keputusan melalui berbagai kajian dan pertimbangan.
ADVERTISEMENT
Amien Rais dan Zulkifli Hasan (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais dan Zulkifli Hasan (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)
“Ketika sebuah partai menentukan mendukung Pak Jokowi, tentu harus disertai dua kajian, suasana kebatinan yang baik bahwa Pak Jokowi mendapat dukungan kuat dari rakyat. Ketika partai berpindah-pindah menjadi bunglon, rakyat akan tahu mana partai konsisten mana yang hanya kejar kekuasaan,” terangnya.
Yang terpenting, PDIP tak ingin kontestasi pemilu 2019 nantinya diisi dengan konten negatif yang merusak dan berpotensi memecah belah bangsa.
“Kita ini kan berkebudayaan timur, rakyat akan melihat pemimpin-pemimin mana yang baik, yang menyatukan, pemimpin yang tersenyum ketika dikritik, dihujat atau pemimpin yang memecah belah. Buktinya elektabilitas Pak Jokowi tertinggi,” tutup Hasto.