Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
PDPI hingga IDAI Serukan 5 Hal soal Corona: PPKM Diperkuat, Selalu Pakai Masker
18 Juni 2021 13:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lonjakan kasus corona usai Lebaran tahun ini turut mendapat perhatian dari 5 organisasi profesi dokter di Indonesia. Mereka mendesak pemerintah untuk memberlakukan PPKM yang lebih maksimal dan masif, serta meminta masyarakat lebih taat prokes.
ADVERTISEMENT
Organisasi tersebut yakni: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), serta Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI).
"Kita lihat selama ini ada PPKM dan bagaimana dampak PPKM dari data kasus. Jadi sebelum di DKI memberlakukan PPKM meningkat, tapi sekarang menurun, tapi naik lagi. Jadi sustain, tidak seterusnya menurun. Kemudian ketika diberlakukan sekitar Januari dulu PPKM berskala luas, maka ini terlihat penurunan kasus di Februari," papar Dokter Spesialis Paru yang juga aktif di IDI, Erlina Burhan, selaku moderator konferensi pers virtual, Jumat (18/6).
"Namun kalau kita tahu ada wisata dibuka, mobilitas masyarakat kembali normal, Juni ini kasusnya tajam dan merebak di beberapa wilayah bukan cuma DKI tapi Jateng, Jatim, Jabar.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu perhimpunan dokter paru, penyakit dalam, anak, anestesi, dan PERKI membuat rekomendasi," imbuh dia.
Selengkapnya, 5 rekomendasi tersebut yakni:
1. Agar pemerintah pusat memberlakukan PPKM secara menyeluruh dan serentak terutama di Pulau Jawa
2. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang memastikan implementasi serta penerapan PPKM yang maksimal
3. Agar pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan percepatan dan memastikan vaksinasi tercapai sesuai standar
4. Agar semua pihak lebih waspada terhadap varian baru COVID-19 yang lebih mudah menyebar, mungkin lebih memperberat gejala, mungkin lebih meningkatkan kematian dan mungkin menghilangkan efek vaksin
5. Agar masyarakat selalu dan tetap memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak, menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya
ADVERTISEMENT
Erlina menjelaskan lebih lanjut, rekomendasi ini dibuat mengingat penambahan kasus COVID-19 per hari sudah menyentuh 20.000 orang pada 17 Juni 2021. Rekomendasi ini diberikan oleh kelima organisasi ini untuk mewanti-wanti agar Indonesia tak kolaps seperti India akibat gelombang ke-2 COVID-19.
"Sejak Mei [kasus COVID-19 harian] kita terus naik, kemudian Juni 8 ribu, 9 ribu dan kemarin sudah menggila 20 ribu. Kita tidak tahu apa besok, hari ini, akan naik lagi dan kita khawatirkan jangan sampai kita jadi seperti India kedua," ucap dia.
"Jadi jangan sampai terjadi sistem kesehatan kita kolaps, karena kalau kolaps dan kita tidak lakukan action apa-apa maka nanti sistem lain juga kolaps. Ekonomi, pendidikan, anak-anak tidak bisa sekolah sampai sekarang, itu karena kesehatannya tidak dibenahi," tandasnya.
ADVERTISEMENT