Pecinta Keris Ungkap Kekuatan Nogo Siluman dan Nogo Sosro

12 Maret 2020 14:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Contoh keris Nogo Sosro milik Komunitas Lar Gangsir, komunitas pecinta keris di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Contoh keris Nogo Sosro milik Komunitas Lar Gangsir, komunitas pecinta keris di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Keris Nogo Siluman milik Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro telah pulang ke Indonesia setelah ratusan tahun di Belanda. Banyak pihak yang menganggap keris itu bukan Nogo Siluman, tetapi Nogo Sosro atau Nogo Rojo.
ADVERTISEMENT
Ketua Lar Gangsir, komunitas pecinta keris di Yogyakarta, Nilo Suseno, meyakini keris yang dibawa pulang itu adalah Nogo Sosro lantaran tubuh naga terukir hingga ujung keris. Sementara itu Nogo Siluman hanya menampakkan leher dan kepala naga di dhapur keris.
Berbincang soal keris ini, bagaimana pecinta keris melihat keris-keris dengan nama nogo itu?
Kepada kumparan, Nilo memaparkannya. Dia menjelaskan keris yang ber-dhapur naga baik itu Nogo Rojo, Nogo Sosro, Nogo Siluman, atau nogo yang lain itu melambangkan suatu kekuatan.
"Jadi biasanya kekuatannya sangat besar dari sisi secara istilah esoteris atau secara keris tayuhan," kata Nilo, Kamis (12/3).
Dia menjelaskan keris itu menjadi sarana pendukung untuk mencapai cita-cita atau harapan tertentu. Tidak harus penguasa yang memiliki keris itu. Pujangga pun memiliki keris itu untuk menerima wahyu.
Ketua Lar Gangsir komunitas pecinta keris di Yogyakarta, Nilo Suseno. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Biasanya cita-cita atau tujuan yang tinggi. Menjadi kekuatan atau daya penguat sang pemilik untuk mencapai tujuan atau cita-cita atau harapan," kata Nilo.
ADVERTISEMENT
Jika dipegang pejuang, keris itu bisa menjadi penjaga keselamatan serta berperan mengalahkan musuh. Bisa juga untuk menguasai wilayah tertentu yang diinginkan pemilik.
"Harapannya atau cita-cita itu adalah tujuan yang sifatnya luhur atau tinggi. Misalnya pengetahuan atau pujangga. Dari beberapa catatan dokumen sejarah keris ada beberapa pujangga memiliki keris naga. Konon kabarnya ada yang membawa wahyu," kata Nilo.
Contoh Keris Nogo Siluman milik Komunitas Lar Gangsir, komunitas pecinta keris di Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Lalu bagaimana dengan Nogo Siluman? Nilo menjelaskan bahwa bentuk siluman pada dasarnya merupakan kreativitas si empu keris. Namun itu juga bisa menjadi perlambangan.
"Misalnya Nogo Siluman. Siluman itu perlambang tidak kelihatan. Siluman itu seperti setengah manusia setengah mahluk gaib. Siluman tidak kelihatan, tapi naganya melambangkan power yang besar. Naga itu misalnya mampu membunuh," kata Nilo.
ADVERTISEMENT
Ilmu keris ini banyak aspek esoteris. Menurutnya perlu banyak menggali filosofi baik metafisik maupun spiritual dan pengalaman rohani sang pemilik.
Sementara Nogo Rojo memiliki perlambangan kedudukan yang sangat tinggi. Kekuasaan yang mencangkup banyak dan kekuatan yang tak terbatas.
Presiden Joko Widodo (tengah) dan Raja Belanda Willem Alexander (kanan) melihat keris Pangeran Diponegoro disela kunjungan kenegaraan di Istana Bogor. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
"Semacam harapan simbol doa memiliki keris Nogo Rojo kekuatannya akan memberikan support yang besar," kata Nilo.
Lalu Nogo Sosro merupakan perlambangan naga seribu. Jumlah itu tampak dari banyaknya sisik pada tubuhnya. Jumlah seribu itu melambangkan kekuatan yang sangat banyak.
"Aplikasinya itu atau manfaat akan didapat biasanya bergantung siapa yang pegang. Dari satu pemilik yang dulu ke generasi berikutnya beda profesi misalnya. Jadi kecocokan dan tidak kecocokan," pungkas Nilo.