Pedagang Migor di Yogya Tak Setuju Pakai PeduliLindungi: Kayak Barang Mewah

27 Juni 2022 14:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta tak setuju pembelian minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta tak setuju pembelian minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah merencanakan pembelian minyak goreng curah rakyat (MCRG) wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Terkait hal ini, sejumlah pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta mengaku tidak setuju.
ADVERTISEMENT
Surati (62) pedagang minyak goreng di Pasar Beringharjo mengatakan bahwa sampai saat ini dia belum mendapat sosialisasi terkait hal itu. Dia lebih banyak tahu informasi tersebut dari televisi.
"Kebijakan belum tahu. Kalau di pasar mungkin nggak bisa jalan kaya gitu, kan kita harus punya komputer, HP yang bagus," kata Surari ditemui di sela-sela berjualan, Senin (27/6).
Dia mengatakan kebijakan seperti itu mungkin bisa diberlakukan di supermarket. Tetapi untuk di pasar seperti ini kemungkinan besar belum bisa jalan.
Secara pribadi, Surati juga tak setuju dengan kebijakan ini. Seakan-akan minyak goreng kini seperti barang mewah.
"Nggak setuju kalau saya. Minyak itu seberapa sih untungnya. Seberapa sih sulitnya orang rakyat kecil beli cuma dua liter, satu liter. Malah kaya barang mewah. Menurut saya sih. Jadi nggak efektif," katanya
Pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta tak setuju pembelian minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dicontohkan, bahwa saat minyak goreng langka, agen menerapkan pembelian menggunakan KTP agar merata. Hanya saja hal itu tidak berjalan. Apalagi jika menggunakan PeduliLindungi, maka akan jauh lebih sulit lagi.
ADVERTISEMENT
"Lebih sulit lagi, seperti saya gaptek piye le masukan. Pembeli juga males. Minyaknya berapa sih sulitnya. Kok sampai pakai kaya gitu," katanya
Saat ini harga minyak goreng curah di lapak milik Surati Rp 14 ribu. Sementara untuk minyak goreng kemasan di angka Rp 23 ribu.
"Rata-rata pembeli bakul bakmi, gorengan bakul bakso, soto. Paling sehari beli 600 mili sampai 1,5 liter," katanya.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya yaitu Sri Handayani. Dia mengatakan jika kebijakan itu diterapkan pada pembeli eceran maka tidak pas.
"Kecuali agen pakai nggak papa. Kalau eceran mending nggak usah. Mau masak aja pakai syarat. Toh ya belinya paling seliter dua liter," kata Yani.
Sosialisasi perubahan sistem pembelian dan penjualan minyak goreng curah rakyat (MCRG) dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi, akan dilakukan mulai hari ini, Senin 27 Juni.
ADVERTISEMENT
Pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta tak setuju pembelian minyak goreng curah menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perubahan sistem ini dilakukan agar tata kelola distribusi minyak goreng curah menjadi lebih akuntabel dan bisa terpantau mulai dari produsen hingga konsumen.
"Penggunaan PeduliLindungi berfungsi menjadi alat pemantau dan pengawasan di lapangan, untuk memitigasi potensi penyelewengan yang dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng," jelasnya dalam keterangan di akun Instagram @minyakita.id, dikutip Sabtu (25/6).
Setelah masa sosialisasiselama 2 pekan selesai, Luhut menegaskan semua penjualan dan pembelian minyak goreng curah akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
"Saya ingin meyakinkan masyarakat pasti akan cepat beradaptasi dengan sistem baru ini, karena tujuannya adalah untuk kebaikan bersama. Kami pantau secara detail dan kami tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun mengenai ini, karena kami melakukan perhitungan dengan data-data akurat," tegasnya.
ADVERTISEMENT