Pedagang Pasar Johar Mengeluh, Pasarnya Jadi Sepi Setelah Direvitalisasi

23 Oktober 2024 19:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Pasar Johar Semarang pasca direvitalisasi. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Pasar Johar Semarang pasca direvitalisasi. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Para pedagang di Pasar Johar, Kota Semarang, mengeluhkan sepinya pasar setelah direvitalisasi. Pasar Johar memang sempat terbakar beberapa tahun silam, kemudian direvitalisasi.
ADVERTISEMENT
Peresmian pasar ini dilakukan langsung oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) pada 5 Januari 2022. Bangunannya pun terlihat megah karena Pasar Johar merupakan salah satu bangunan cagar budaya.
Ada 3 bagian dari pasar itu, yakni Pasar Johar Tengah dan Utara yang menjual pakaian, perkakas dan sebagainya. Kemudian Pasar Johar Selatan yang khusus menjual daging, sayuran, bumbu, sembako, ikan asin dan produk makanan.
Namun, setelah diresmikan 2 tahun lalu, kondisi Pasar Johar seperti mati suri. Para pedagang mengeluhkan sepinya pasar tersebut. Mereka mengakui, revitalisasi pasar ini menjadi salah satu penyebab sepinya pasar itu.
"Sejak awal kita buka di sini, sejak direvitalisasi ini. Nggak usah ngomong, lihat aja kondisinya. Orang-orang pada bilang yang jual buah pindah ke Penggaron di sini (Johar Tengah) nggak ada yang jualan sayur, ini dipisah. Kalau dulu biarpun jelek, becek, kumuh, tapi ada semua, ramai. Sekarang sepi," keluh Lilis (55) pedagang perkakas di bagian Pasar Johar Tengah.
Kondisi Pasar Johar Semarang pasca direvitalisasi. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Wati mewarisi toko perkakas ini dari orangnya tuanya yang sudah berjualan selama hampir 30 tahun. Menurutnya, 2 tahun ini merupakan masa-masa sulit.
ADVERTISEMENT
"Sekarang sulit, dulu waktu direlokasi di MAJT juga nggak sesepi kayak gini. Ini sekarang ramai, bisa buat main bola," katanya sambil tertawa.
Ia mencontohkan salah satu pasar tradisional yang belum direvitalisasi dan kondisinya masih sangat ramai, yakni Pasar Gunung Pati.
"Pasar Gunung Pati biar kumuh, elek tapi nyenengke, ramai. Buat bikin pasar bagus tapi pedagang yang kesulitan. Kita mau ngadu ke mana, kalau kaya gini gubernurnya ke mana, wali kota nya ke mana," keluhnya lagi.
Hal yang sama dikatakan oleh pedagang pakaian bernama Febi. Suaminya sudah berjualan di sini sejak tahun 1996 dan mereka menyebut dua tahun belakangan ini merupakan masa-masa kelam.
"Suami saya sudah di sini (tahun) 1.996, waktu direlokasi itu lumayan ramai. Sekarang sepi, pasarnya dipecah-pecah itu ngaruh. Dulu ada semua, orang-orang belanja bumbu sayur sekalian lihat pakaian," ungkap Febi bersama suaminya.
Kondisi Pasar Johar Semarang pasca direvitalisasi. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Ia menilai setelah direvitalisasi, pedagang justru kesulitan untuk memperluas dagangannya. Mereka hanya mendapatkan kios atau lapak dengan ukuran 2x2 meter.
ADVERTISEMENT
"Di sini juga lapaknya kecil paling cuma 2x2 meter saja. Sudah sepi terus kecil. Di sini terlalu rapi, dulu kumuh tapi semua jadi satu. Saya juga heran alun-alun Johar justru nggak boleh ditempati pedagang. Ini kan sempit sekali," imbuh dia.

Omzet turun drastis

Ia mengaku dulu sangat mudah mendapat omzet hingga Rp 1 hingga 2 juta perhari, namun sekarang untuk mendapatkan omzet Rp 100 ribu sudah sangat sulit.
"Turun drastis sekarang paling Rp 100 ribu, kadang juga nggak laku. Retribusinya kita bayar Rp 3 ribu sehari, sempat ada wacana mau naik tapi kami menolak wong sepi dagangannya," imbuhnya lagi.
Kondisi Pasar Johar Semarang pasca direvitalisasi. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Kondisi Pasar Johar Semarang pasca direvitalisasi. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
Selain itu, ia menilai, sepinya penjualan pakaian karena ada pengaruh dari penjualan online atau online shop.
ADVERTISEMENT
"Iya selain itu juga karena ada online shop, mungkin itu pengaruh juga soalnya di Tanah Abang juga keluhannya kayak gitu," sebut Febi.
Dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi agar Pasar Johar kembali ramai seperti sediakala.