news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pegawai KPK yang Dikabarkan Tak Lolos Seleksi ASN: Penyidik hingga Direktur

4 Mei 2021 15:25 WIB
Ilustrasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Puluhan pegawai KPK dikabarkan tidak lolos tes wawasan kebangsaan sebagai salah satu tahap alih status menjadi ASN. Beredar kabar kemudian para pegawai yang tak lolos tes itu terancam dipecat dari KPK.
ADVERTISEMENT
Menurut informasi yang dihimpun, puluhan pegawai yang terancam didepak itu berasal dari beragam direktorat. Mulai dari penyidik, penyelidik, pegawai fungsional, hingga pegawai struktural setingkat direktur.
Dari informasi yang kumparan terima, beberapa nama di antaranya adalah Novel Baswedan, Ambarita Damanik; hingga Yudi Purnomo Harahap.
Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo memberi keterangan pers terkait pengembalian salah satu penyidik KPK di Gedung KPK, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Novel baswedan mengaku sudah mendengar kabar ada puluhan pegawai lembaga antirasuah termasuk dirinya terancam dipecat. Alasannya, karena tak lolos dalam tes wawasan kebangsaan yang merupakan bagian dalam seleksi alih status pegawai KPK jadi ASN.
"Iya, katanya begitu (dipecat)," kata Novel saat dihubungi, Selasa (4/5).
Novel pun mengaku sudah mendapat kabar rekan-rekannya yang tak lolos tes dan terancam didepak dari KPK. Ia menilai rekan-rekannya itu justru mempunyai integritas.
ADVERTISEMENT
"Kalau perhatikan profil orang yang akan dibuat tidak lulus itu, pasti bisa ambil kesimpulan. Secara akademis bagus-bagus, integritas tegak, banyak yang punya pengalaman bela negara, dan selama ini telah berbuat banyak untuk bangsa dan negara. Tapi dilecehkan dengan isu itu," ujar dia.
Penyidik KPK, Novel Baswedan. Foto: Bay Ismoyo - AFP
Kabar pemecatan ini mendapat reaksi keras oleh sejumlah pihak. Sebab, nama-nama itu bukan sosok biasa saja di KPK. Mereka, sebagian besar berkontribusi dalam menangani kasus-kasus kakap.
Selain itu tes wawasan kebangsaan dinilai tidak bisa menjadi nilai mutlak dibandingkan prestasi para pegawai KPK selama ini.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai apa yang terjadi di KPK saat ini adalah babak akhir dari rangkaian episode memberangus KPK.
"Ketidaklulusan sejumlah pegawai dalam tes wawasan kebangsaan telah dirancang sejak awal sebagai episode akhir untuk menghabisi dan membunuh KPK," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana.
Sekjen KPK Cahya Hareffa di sumpah saat pelantikan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (16/9/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
kumparan mencoba mengkonfirmasi kabar pemecatan itu kepada Ketua KPK Firli Bahuri. Namun, ia enggan berkomentar lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Jenderal polisi bintang tiga itu mengarahkan wartawan untuk bertanya kepada Sekjen KPK Cahya Hareffa.
"Silakan ke Sekjen untuk hal tersebut. Karena sampai saat ini pimpinan belum membuka hasil test wawasan kebangsaan. Hasil test wawasan kebangsaan diterima Sekjen dari BKN tanggal 27 april 2021 dan sampai sekarang belum dibuka," kata Firli kepada wartawan.
Senada, Sekjen KPK Cahya menyebut hasil tes yang diterima dari BKN masih disegel dan belum dibuka. Menurut dia, KPK segera mengumumkan hasil tes tersebut dalam waktu dekat.
Ia meminta kepada media dan publik untuk mengacu pada informasi resmi dari KPK terkait proses alih status tersebut.
"Kami menegaskan agar media dan publik berpegang pada informasi resmi kelembagaan KPK," ucapnya.
ADVERTISEMENT
****
Saksikan video menarik di bawah ini: