Pejabat Otoritas Palestina di Kantor PBNU: Rakyat Palestina Ingin Perdamaian

8 Agustus 2024 19:45 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf bersama Penasihat Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Al Habbash dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024).  Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf bersama Penasihat Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Al Habbash dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penasihat Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Al Habbash menyatakan bahwa rakyat Palestina menginginkan perdamaian, namun hal itu perlu pengakuan dari dunia internasional.
ADVERTISEMENT
"Saya sampaikan bahwa rakyat Palestina mendambakan perdamaian, namun perdamaian ini tidak akan tercapai tanpa adanya legitimasi dari dunia internasional," ujar Mahmoud di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (8/8).
Ia juga mengatakan bahwa kemerdekaan Palestina tak akan tercapai, apabila tak ada persatuan. Terlebih pada persatuan politis dari fraksi-fraksi yang ada.
"Karena tidak akan ada perdamaian di Gaza tanpa ada persatuan, dan dengan berakhirnya okupansi ini," ucap Mahmoud.
Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf bersama Penasihat Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Al Habbash dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Bagi Mahmoud, Indonesia dinilai sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, dan dapat memainkan peran yang signifikan karena terletak di ASEAN.
Menurutnya, Indonesia dapat mengangkat isu Palestina di forum PBB dan lembaga internasional lainnya, agar rakyat Palestina mendapatkan hak kemerdekaannya.
"Dan untuk bekerja sama dengan negara lain, agar mengakui kedaulatan Palestina. Khususnya dengan negara lain yang saat ini belum mengakui Palestina sebagai negara," pungkasnya.
ADVERTISEMENT