news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pekan Pertama Ramadan, CFD Bundaran HI Lengang tapi Kualitas Udara Buruk

9 Maret 2025 11:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana CFD Jakarta sepi pengunjung saat bulan puasa, Minggu (9/3/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana CFD Jakarta sepi pengunjung saat bulan puasa, Minggu (9/3/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki akhir pekan pertama di bulan Ramadan 2025, suasana car free day (CFD) di Bundaran HI nampak lengang. Tidak ramai seperti ketika bulan biasa.
ADVERTISEMENT
Tidak terlihat kerumunan massa yang berolahraga maupun berjualan. Meski lengang, kualitas udara Jakarta terpantau tidak sehat.
Lembaga pemantau kualitas udara IQAir kembali menobatkan Jakarta sebagai kota nomor 2 dengan kualitas udara terburuk di Indonesia.
Pada Minggu (9/3) per pukul 09.00 WIB, Jakarta memiliki nilai Indeks kualitas udara (AQI) 115 dengan kadar konsentrasi particular Matter atau PM2.5 senilai 41 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
PM2.5 adalah partikel polusi udara yang sangat kecil, ukurannya sekitar 1/30 dari sehelai rambut manusia. Artinya dalam setiap meter kubik udara, terdapat 41 mikrogram partikel polusi yang bisa dihirup warga Jakarta pagi ini.
Sejumlah warga berolahraga saat bulan suci ramadan di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, MInggu (2/3/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Angka ini sebenarnya menunjukkan tingkat polusi udara sedang, jika terlalu lama terpapar, bisa berdampak pada kesehatan, terutama bagi orang yang sensitif seperti penderita asma, anak-anak, dan lansia.
ADVERTISEMENT
Ini bukan kondisi Jakarta yang terburuk, kota paling sibuk di Indonesia ini bahkan pernah menduduki posisi nomor 2 terburuk di dunia pada Juni 2024. Saat itu nilai AQI di Jakarta mencapai 165.
Meski membaik, nyatanya konsentrasi PM2.5 pagi ini 8 kali lebih tinggi dari batas maksimum nilai panduan PM2.5 WHO, yaitu sebesar 5 µg/m³ sebagai batas aman bagi kesehatan.
Secara kasat mata, udara Jakarta pagi ini tampak normal jarak pandang pun tidak terhambat. Namun jangan berharap bisa melihat warna langit biru cerah di langit Jakarta.
Jika diperhatikan lebih lama, seperti ada lapisan abu-abu tipis di langit yang membuat warna biru langit Jakarta tampak kusam, seperti kaca jendela yang lama tak dibersihkan.
Suasana CFD Jakarta sepi pengunjung saat bulan puasa, Minggu (9/3/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
Meski begitu, masalah polusi dan peringatan WHO bukan halangan bagi mereka yang mencari sehat di Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
“Kalau takut (sakit) sih enggak, soalnya memang pengin olahraga jadi pengin diet, tadi malem hujan harusnya lebih bersih ya,” kata Adam (26) salah satu pengunjung Car Free Day (CFD) asal Jakarta Barat.
Adam mengaku bosan dan tidak leluasa jika berolahraga di dalam rumah. Di kawasan Bundaran HI setidaknya ia bisa jalan santai sambil menikmati gedung pencakar langit di sekelilingnya.
“Nyari suasana baru aja sih,” katanya.
Suasana CFD Jakarta sepi pengunjung saat bulan puasa, Minggu (9/3/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
Di sebelah Pos Polisi Thamrin tepat di depan Bundaran HI terdapat stasiun pemantau kualitas udara tepi jalan yang bisa menjadi acuan warga untuk melihat kualitas udara secara berkala. Hanya saja, stasiun pemantauan ini tidak berfungsi.
Minimnya akses informasi publik terkait kualitas udara juga membuat masyarakat pengunjung CFD tidak tahu bagaimana sebenarnya kualitas udara yang dihirupnya saat ini.
Suasana CFD Jakarta sepi pengunjung saat bulan puasa, Minggu (9/3/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
Mandala dan Willy salah satunya, pasangan suami istri domisili Jakarta Timur itu tidak tahu kualitas udara pagi ini masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Mandala dan Willy menyadari kualitas udara pagi ini tidak optimal.
“Nah ini perbandingan dulu waktu COVID-nya sih. Kalau (kualitas udara) COVID-nya itu enak banget ya. Itu kayaknya clean banget ya. Tapi setahun setelah COVID, orang-orang sudah mulai turun lagi tuh. Itu kayak udah mulai ini agak pengap ya dan polusi waktu itu juga cukup naik signifikan,” kata Mandala.
Maya (67), Kinanti (9), dan Asiah (61) pengunjung CFD Jakarta pada Minggu (9/3/2025). Foto: Haya Syahira/kumparan
Meski kualitas udara pagi ini tidak direkomendasikan untuk berolahraga di luar ruangan, kenyataan ini tidak membuatnya dan keluarga kecilnya urung lari pagi mengelilingi Bundaran HI.
Baginya, menghabiskan waktu bersama istri dan anak sambil tetap aktif bergerak adalah cara menikmati hidup sehat, meski harus berhadapan dengan udara Jakarta yang penuh polusi.
ADVERTISEMENT
“Kayaknya sekarang sudah nggak terlalu parah ya (polusi). Apalagi sekarang hujan frekuensinya agak tinggi ya, jadi rasanya debu-debu itu mungkin agak terangkat gitu,” tuturnya.