Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kelompok pelajar menyerukan aksi menolak jam malam di ibu kota Dhaka pada Senin (5/8). Aksi tersebut ditujukan untuk memberi tekanan kepada Perdana Menteri Sheikh Hasina untuk segera mundur.
ADVERTISEMENT
Seruan para pelajar disampaikan sehari usai kerusuhan besar mengguncang Bangladesh. Nyaris 100 orang kehilangan nyawa dalam kerusuhan tersebut.
Laporan kantor berita Reuters, tentara bersenjata lengkap dan sejumlah kendaraan taktis dikerahkan di ibu kota. Pada Senin pagi hanya nampak sedikit lalu lintas sipil. Polisi diketahui telah melarang motor dan bajaj.
Protes berujung kekerasan pecah di Bangladesh sejak akhir bulan lalu. Demo yang awalnya menuntut diakhirinya aturan kuota kerja bagi keluarga veteran perang, kini meluas meminta PM Hasina mundur.
Karena semakin meluasnya kerusuhan, pemerintah memberlakukan jam malam mulai Senin (5/8) pada pukul 18.00 waktu setempat. Jam malam berlaku sampai waktu tak ditentukan.
Pemerintah juga meliburkan kegiatan mulai Senin ini sampai tiga hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Salah seorang koordinator demo Asif Mahmud meminta warga melawan tindakan pemerintah yang dianggap menekan rakyat, termasuk jam malam.
"Pemerintah membunuh banyak pelajar. Waktu untuk jawaban final sudah datang," ucap Mahmud seperti dikutip dari Reuters.
"Semua orang akan datang ke Dhaka khususnya dari distrik sekitar untuk mengambil posisi di jalanan," sambung dia.
Seorang pemimpin demo lainnya, M. Zubair, menegaskan tidak akan ada pihak yang bisa menggagalkan aksi melawan jam malam.
Merespons aksi massa, militer Bangladesh meminta agar warga mematuhi perintah jam malam.
"Tentara Bangladesh akan melakukan tugas sesuai konstitusi dan hukum berlaku di negara ini," ucap Militer Bangladesh.