Pelaku Bom Panci Bandung Diradikalisasi Teman Kontrakan

13 Juli 2017 15:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kontrakan pelaku bom panci Bandung. (Foto: Rizki Gaga/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kontrakan pelaku bom panci Bandung. (Foto: Rizki Gaga/kumparan)
ADVERTISEMENT
Agus Wiguna (21), terduga perakit bom panci yang meledak di kawasan Buahbatu, Bandung pada Sabtu (8/7) lalu ternyata diradikalisasi oleh teman satu kontrakan yang bernama Kodar (26) yang ditangkap pada Selasa (11/7). Total ada lima orang yang telah ditangkap terkait dengan bom panci Bandung tersebut.
ADVERTISEMENT
Pihak kepolisian mengatakan, sebelum Agus Wiguna diradikalisasi oleh Kodar, sifatnya seperti orang biasa saja. Namun setelah diradikalisasi oleh Kodar sifatnya berubah menjadi radikal.
"Agus Wiguna​ ini sendiri, pada awalnya adalah orang yang biasa saja, sebagaimana berjualan sebagaimana biasanya," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Martinus Sitompul di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (13/7).
"Namun sejak Mei 2017 sudah berubah karena diradikal oleh seorang Kodar yang merupakan satu kontrakan yang bersangkutan, sehingga kemudian mengajak untuk melakukan upaya-upaya peledakan di beberapa tempat," lanjut dia.
Terduga teroris yang berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian selain kedua orang tersebut ialah Asep Ahmad Bentara (43) yang ditangkap di Sukabumi dan Ade Arif Suryana (24) yang ditangkap pada Selasa (11/7). Kemudian ada Adri Rosidi (24) yang ditangkap pada Kamis (13/7) pukul lima pagi tadi.
ADVERTISEMENT
"Terhadap keempat ini masing-masing terus dikembangkan dan saat ini sedang ada penggeledahan di wilayah Jawa Barat untuk bisa memastikan bahwa sel ini sudah semua dilakukan penangkapan dan untuk memastikan bahwa mereka bisa dicegah untuk melakukan aksi-aksi ledakan," terangnya.
Mereka saat ini telah dibawa ke Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok untuk dilakukan pemeriksaan intensif. Termasuk di dalamnya untuk mengetahui, asal mereka belajar, modal yang didapat serta pemeriksaan lainnya.
"Akan diperiksa intensif untuk juga mengetahui darimana mereka belajar, dan siapa yang memberikan modal atau uang terhadap mereka sehingga mereka melakukan rekrutmen melakukan pengumpulan bahan-bahan peledak, dan kemudian membeli bahan-bahan itu," terang Martinus.
"Ini yang masih terus akan dilakukan pendalaman sehingga bisa menjamin bahwa sel ini semuanya sudah tertangkap dan untuk memastikan bahwa dalam sel ini tidak akan terjadi upaya-upaya melakukan ledakan," tutupnya.
ADVERTISEMENT