Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pelaku Pembantaian di Kelab Gay AS Didakwa Pembunuhan dan Pidana Kebencian
22 November 2022 13:30 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Tersangka penembakan di kelab malam gay ‘Club Q’ di Negara Bagian Colorado, Amerika Serikat , didakwa atas tuduhan pembunuhan dan kejahatan bermotif kebencian.
ADVERTISEMENT
Namun, tuduhan ini masih bersifat awalan, jaksa penuntut belum mengajukan ke pengadilan.
Mengutip beberapa sumber lokal, catatan pengadilan menunjukkan bahwa tersangka yang teridentifikasi sebagai Anderson Lee Aldrich (22) itu menghadapi lima tuduhan pembunuhan dan lima tuduhan kejahatan bermotif kejahatan yang menyebabkan cedera tubuh akibat aksi brutalnya menyerang Club Q di Distrik Colorado Springs, pada Sabtu (19/11) malam pekan lalu.
Media lokal Denver Post juga melaporkan, catatan pengadilan memperlihatkan bahwa Aldrich ditangkap lantaran dituding melakukan pembunuhan dan pidana kebencian. Tetapi, dakwaan resmi pada akhirnya dapat berubah.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Jaksa Distrik Colorado Springs, Michael Allen, dalam sebuah konferensi pers.
“Kami akan meminta pertanggungjawaban orang-orang saat kami mengidentifikasi dakwaan apa yang harus diajukan dalam kasus ini,” ujar Allen, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Kepada wartawan, Allen menggarisbawahi bahwa dakwaan resmi terkait kasus Aldrich belum diajukan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, insiden penembakan di Club Q yang menewaskan 5 korban dan melukai sedikitnya puluhan orang itu bermula ketika Aldrich menyambangi kelab malam yang terkenal paling aman bagi komunitas LGBT lokal di distrik tersebut. Di tempat itu pelaku secara tiba-tiba melepaskan tembakan.
Tak lama usai meluncurkan aksinya, Aldrich berhasil diamankan polisi lantaran menderita luka-luka. Saat ini, ia sedang menerima perawatan medis di rumah sakit.
“Aldrich, yang berhasil dilumpuhkan oleh pelanggan setelah melepaskan tembakan di klub pada Sabtu malam, saat ini dirawat di rumah sakit sambil menunggu dakwaan resmi,” tutur Kepala Kepolisian Colorado Springs, Adrian Vasquez.
Dakwaan Resmi Dapat Berubah
Seorang otoritas setempat berbicara kepada AP dengan syarat anonimitas mengatakan, tersangka menggunakan senjata semi-otomatis model AR-15 saat meluncurkan aksinya.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan penemuan senjata ini, polisi juga mendapati pistol dan magasin amunisi tambahan — artinya, Aldrich berencana membunuh lebih banyak korban pada malam itu.
Vasquez menambahkan, pihaknya akan berusaha untuk memberikan penghormatan yang layak kepada para korban jiwa dan mengheningkan cipta pada konferensi pers.
Ia juga memuji tindakan heroik dua pelanggan yang kala itu berhasil mencegah Aldrich menembak lebih banyak orang, Richard Fierro dan Thomas James.
Sebelumnya, pada Senin (21/11) Allen mengatakan bahwa ia mengharapkan agar dakwaan pembunuhan tingkat pertama dapat diajukan — dan jika bukti mendukung bahwa Aldrich melakukan pidana kebencian, maka pihaknya akan memberikan tuntutan tambahan.
“Jelas ada beberapa bukti,” kata jaksa di pengadilan setempat kepada CNN.
ADVERTISEMENT
“Lokasi adalah beberapa bukti. Fakta bahwa para korban ini berada di lokasi tertentu yang sebagian besar sering dikunjungi oleh anggota komunitas LGBTQ — itu adalah bukti yang dapat kami gunakan,” imbuhnya.
Negara Bagian Colorado Dipimpin oleh Gubernur Gay
Lebih lanjut, Club Q adalah salah satu dari dua kelab malam khusus gay yang berada di Distrik Colorado Springs. Kelab malam ini cukup populer di kawasan itu dan mengutip informasi dari situs web-nya, Club Q setiap Hari Sabtu menampilkan pertunjukan ‘drag’ (waria).
Di sisi lain, pertunjukan ‘drag’ yang biasanya memperlihatkan gerakan 18+ ini telah mengundang kontra dari kelompok anti-LGBTQ.
Sebab, para penentangnya — termasuk politisi, mengkhawatirkan remaja atau anak-anak yang kemungkinan dapat mendatangi kelab malam itu dan menyaksikan tontonan orang dewasa. Para penentang ‘drag’ tersebut khawatir, keberadaan komunitas ini dapat merusak moral anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, di Negara Bagian Colorado komunitas LGBTQ sudah banyak tersebar dan bukan lagi minoritas.
Hal ini tampak dari pemimpin wilayah itu yang merupakan seorang gay, yakni Jared Polis yang dilantik pada 2018 lalu. Polis merupakan gubernur gay pertama di Amerika Serikat yang terpilih untuk menduduki jabatan tersebut.
“Hati saya hancur untuk keluarga dan teman-teman dari mereka yang hilang, terluka dan trauma,” ungkap Polis.
Selain itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang pro-kesetaraan gender dan terbuka terhadap komunitas LGBTQ juga mengecam penembakan massal di Club Q.
“Kita tahu bahwa komunitas LGBTQI+ telah menjadi sasaran kekerasan kebencian yang mengerikan dalam beberapa tahun terakhir,” tutur Biden.
“Tempat-tempat yang seharusnya menjadi ruang penerimaan dan perayaan yang aman tidak boleh diubah menjadi tempat teror dan kekerasan. Kita tidak bisa dan tidak boleh mentolerir kebencian,” tegas pria yang baru berusia genap 80 tahun itu.
ADVERTISEMENT