Pelaku Penembakan di Belgia Diduga Teradikalisasi di Penjara

30 Mei 2018 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Insiden penembakan di Belgia yang terjadi pada Selasa (29/5) waktu setempat menyisakan tanya. Sebab, pelaku baru saja keluar dari penjara pada Senin (28/5) lalu.
ADVERTISEMENT
Berselang beberapa jam saja sejak keluar dari penjara, pelaku yang diketahui bernama Benjamin Herman itu membunuh tiga orang di Kota Liege, timur Belgia. Polisi menyebut peristiwa ini sebagai aksi terorisme.
Menurut seorang sumber kepada Reuters, Herman yang telah keluar-masuk penjara sejak 2003, diketahui menjadi mualaf saat berada dalam tahanan dan dicurigai teradikalisasi di sana.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran sejumlah pihak bahwa penjara di Eropa berubah menjadi inkubator bagi paham radikalisme. Meski demikian, Menteri Kehakiman Koen Geens mengatakan bahwa tidak masalah memberikan kebebasan sementara untuk Herman dan tidak perlu mencurigainya.
"Ini kali ke-14 dia dibebaskan secara sementara. Niatnya agar dia bisa mempersiapkan diri untuk kembali ke tengah masyarakat pada 2020," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Ini belum tentu kasus radikalisme. Jika iya, Herman sudah ditandai oleh semua lembaga," lanjut Geens.
Tak hanya Geens, Perdana Menteri Belgia, Charles Michel, juga menyebut Herman tidak terdaftar sebagai ancaman nasional.
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Baku tembaka di Liege, Belgia (Foto: VICTOR JAY via REUTERS)
Namun begitu, sejumlah media di Belgia melaporkan bahwa ia ditandai sebagai seorang radikal sejak tahun lalu. Hal ini semakin meningkatkan kecemasan terkait pembebasan sementara yang diberikan untuk Herman.
"Semua orang di Belgia mempertanyakan hal yang sama. Bagaimana bisa seseorang yang menjadi tersangka atas kasus kriminal diizinkan untuk keluar dari penjara?" tanya Wakil Perdana Menteri, Alexander de Croo.
"Kalau saya, sih, tidak akan membiarkan dia bebas," pungkas Konsultan Keamanan Brussel, Claude Moniquet.
Herman ditembak mati oleh pasukan elite kepolisian. Dalam aksinya, ia menembak tiga orang yakni dua polisi dan satu warga, sekitar pukul 10.30 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, berdasarkan pemberitaan koran La Libre Belgique yang mengutip sumber kepolisian, pelaku berteriak 'Allahu Akbar' ketika beraksi.
Belgia sendiri masih dalam keadaan waspada tingkat tinggi setelah serangan teroris di Brussels yang menewaskan 35 orang, termasuk tiga pelaku, pada 2016 lalu. Brussels juga diketahui menjadi tempat tinggal para simpatisan ISIS yang melakukan penyerangan di Paris pada 2015, menewaskan 130 orang.