Pelaku Penembakan di Toronto Idap Gangguan Jiwa

24 Juli 2018 10:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas polisi berjaga-jaga di lokasi penembakan di Toronto, Kanada, Minggu (22/7). (Foto: Reuters/Chris Helgren)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas polisi berjaga-jaga di lokasi penembakan di Toronto, Kanada, Minggu (22/7). (Foto: Reuters/Chris Helgren)
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga dari dalang penembakan di Toronto menyebut pelaku mengalami gangguan jiwa. Atas aksinya itu sebanyak dua orang tewas dan 13 lainnya terluka.
ADVERTISEMENT
Special Investigations Unit (SIU) telah mengidentifikasi nama pelaku sebagai Faisal Hussain. Hussain adalah pria 29 tahun yang tinggal di Toronto dan tewas dalam penembakan tersebut.
Melalui pernyataan tertulis, keluarga Hussain mengaku tak menduga anaknya bertanggung jawab dalam aksi teror itu. "Kami sangat terpukul mendengar berita bahwa anak kami sendiri yang melakukan aksi kriminal hingga merenggut nyawa," ungkapnya, dilansir Reuters, Selasa (24/7).
Mereka mengatakan Hussain mengidap sejumlah gangguan mental yakni psikosis dan depresi.
"Kami selalu berupaya mencari bantuan untuk kesehatannya. Kami tak pernah membayangkan ini menjadi akhir yang mengerikan," lanjut pihak keluarga Hussein.
Sementara itu polisi masih menyelidiki motif penembakan yang menewaskan anak perempuan berusia 10 tahun dan remaja 18 tahun bernama Reese Fallon itu. Polisi menyebut masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebabnya.
ADVERTISEMENT
"Kami tak bisa berspekulasi soal motif pelaku. Kami belum tahu kenapa ini terjadi," kata Kepala Kepolisian Toronto, Mark Saunders.
Juru bicara SIU, Monica Hudon, menyebut autopsi jasad Hussein akan dilakukan pada Selasa waktu setempat.
Penembakan terjadi sekitar pukul 22.00 di Jalan Danforth yang menjadi daya tarik rekreasi keluarga di Toronto. Kini sebagian toko sudah kembali buka setelah polisi selesai melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.
Menanggapi kejadian ini Perdana Menteri Justin Trudeau meminta warga Toronto untuk tidak takut dan tetap bersatu. "Warga Toronto itu kuat, tangguh, dan berani. Kami siap mendukung kalian di masa sulit ini," cuit dia di Twitter.
Angka kematian akibat senjata api di Toronto meningkat 53 persen pada 2018 dibanding 26 persen pada periode yang sama tahun lalu. Pada 20 Juli, kepolisian Toronto mengerahkan 200 polisi dalam peristiwa baku tembak antar geng di kota itu.
ADVERTISEMENT
Gubernur Toronto John Tory mengutarakan hal yang sama bahwa 2,8 juta penduduknya memiliki masalah dengan senjata. "Kenapa orang di kota ini butuh senjata?" tanya dia.
Kepemilikan senjata di Kanada sendiri tidak sembarangan. Seseorang harus memiliki izin dan lulus ujian keamanan untuk mendapatkan sebuah senjata api. Selain itu, senjata juga harus disimpan tanpa peluru serta hanya boleh digunakan secara legal di luar rumah dengan izin khusus.