Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Pelaku Penembakan Massal di Kelab Malam LGBT Colorado AS Didakwa 305 Tuduhan
7 Desember 2022 6:16 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pelaku penembakan massal di kelab malam LGBT ‘Club Q’ di Negara Bagian Colorado, Amerika Serikat , pada November lalu didakwa sebanyak 305 tuduhan oleh pengadilan.
ADVERTISEMENT
Di antara ratusan tuduhan tersebut, tercantum ancaman hukuman maksimal seumur hidup tanpa kemungkinan bebas bersyarat.
Dakwaan ini menyusul diselenggarakannya persidangan kedua yang dihadiri pelaku, Anderson Lee Aldrich (22), pada Selasa (6/12).
Sebelumnya, Aldrich secara brutal menyerang kelab malam yang dianggap aman bagi komunitas LGBT di Colorado Springs, Club Q. Insiden itu terjadi pada 19 November, menewaskan lima orang dan melukai belasan lainnya.
Aldrich tampak hadir di persidangan dengan mengenakan baju tahanan dan borgol di tangannya.
Selama sidang berlangsung, pemuda yang mengidentifikasikan gendernya sebagai non-biner (gender netral yang tidak mengacu pada laki-laki ataupun perempuan) itu tidak mengeluarkan suara dan hanya mendengarkan dakwaan yang harus ia jalani.
Melansir dari AFP, ke-305 tuduhan itu terdiri dari berbagai tingkat. Hal ini mencakup dakwaan pembunuhan tingkat pertama, yakni dua untuk setiap kematian — satu pembunuhan berencana, dan satu pembunuhan brutal tanpa pandang bulu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Aldrich juga menghadapi 86 tuduhan percobaan pembunuhan tingkat pertama, puluhan tindak pidana bermotif kebencian, serta puluhan lainnya berupa tuduhan penyerangan.
Ini merupakan hal lumrah bagi jaksa penuntut di AS untuk mengajukan beberapa tuntutan sekaligus pada kejahatan yang sama.
Jaksa di Distrik Colorado Springs, Michael Allen, kepada wartawan mengatakan banyaknya jumlah tuduhan itu merupakan indikator betapa seriusnya pihak berwenang dalam menangani serangan di Club Q.
“Jelas ketika Anda mengajukan 305 dakwaan dalam sebuah kasus, itu memberi tahu publik, komunitas ini, negara bagian ini, dan negara ini bahwa kami menangani kasus ini seserius mungkin dan kami akan menuntut kasus ini sampai ke tingkat hukum yang paling tinggi,” ujar Allen.
ADVERTISEMENT
Memiliki Masa Lalu Kelam
Sebelumnya, Aldrich telah menghadiri sidang pertamanya di pengadilan pada Rabu (23/11), tiga hari sejak insiden penembakan massal terjadi.
Dalam sesi persidangan itu, terkuak kisah masa lalu kelam Aldrich yang memiliki keluarga tidak utuh dan sempat mengganti nama aslinya semasa remaja.
Aldrich diketahui lahir dengan nama Nicholas Brink, warisan dari orang tuanya yang bercerai saat ia berusia masih dua tahun.
Masa kecilnya penuh dengan ketidakstabilan situasi dan emosi akibat orang tuanya yang ternyata memiliki riwayat kriminal. Nicholas Brink pun mengubah namanya menjadi Anderson Lee Aldrich selama masa remaja yang ia habiskan di Negara Bagian Texas.
Ayah Aldrich, Aaron Franklin Brink, pernah beberapa kali ditangkap oleh kepolisian Negara Bagian California sehubungan dengan penggunaan narkoba dan mengemudi di saat mabuk.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ibu kandung Aldrich — Laura Voepel, juga memiliki riwayat kriminal yang sama dengan suaminya.
Voepel diketahui pernah berurusan dengan kepolisian di California, termasuk tindakan mabuk di depan umum serta kepemilikan zat terlarang.
Menurut catatan pengadilan, Voepel sempat dirawat di rumah sakit psikiatri dan diberikan hukuman percobaan lima tahun penjara pada 2012. Sebab, Voepel telah membakar tempat tidur rumah sakit itu.
Terlepas dari riwayat suram orang tuanya, Aldrich merupakan cucu dari anggota Kongres Negara Bagian California, Randy Voepel.