Pelaku Penikaman 4 Balita di Prancis Teriak Nama Yesus Kristus Sebelum Beraksi

9 Juni 2023 11:43 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi forensik Prancis bekerja di lokasi serangan penikaman di taman 'Jardins de l'Europe' di Annecy, di Pegunungan Alpen Prancis, Kamis (8/6/2023). Foto: Olivier Chassignole/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Polisi forensik Prancis bekerja di lokasi serangan penikaman di taman 'Jardins de l'Europe' di Annecy, di Pegunungan Alpen Prancis, Kamis (8/6/2023). Foto: Olivier Chassignole/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang pengungsi Suriah menikam empat balita di Prancis. Sebelum beraksi ia sempat berteriak.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (8/6) di kota Annecey di pegunungan Alpen di Prancis. Korban luka termuda berusia 22 bulan.
Saat ini penyelidik tengah menginvestigasi motif di balik serangan.
Dari sebuah video yang diambil saksi mata, pelaku serangan berpakaian hitam dan membawa golok sepanjang 10 sentimeter.
Polisi forensik Prancis bekerja di lokasi serangan penikaman di taman 'Jardins de l'Europe' di Annecy, di Pegunungan Alpen Prancis, Kamis (8/6/2023). Foto: Olivier Chassignole/AFP
Sesaat sebelum beraksi pelaku berteriak "Dalam Nama Yesus Kristus." Video tersebut sudah dilihat kantor berita AFP.
Atas bukti-bukti terkumpul jaksa lokal Line Bonnet-Mathis mengaku belum bisa menyimpulkan motif serangan. Ia hanya memastikan pelaku yang teridentifikasi sebagai Abdalmasih H tidak terpengaruh obat-obatan atau alkohol.
"Tidak ada motif terorisme yang jelas," ujar Bonnet-Mathis seperti dikutip dari AFP.
PM Prancis Elisabeth Borne menambahkan, tersangka belum pernah masuk dalam catatan intelijen. Ia juga tak punya riwayat masalah kejiwaan.
ADVERTISEMENT
"Kami terkejut dengan tindakan penuh kebencian yang tak terlukiskan itu," ujar Borne.
Penikaman yang dilakukan pengungsi Suriah itu tak cuma melukai empat balita. Dua orang dewasa juga dilaporkan terluka. Beberapa di antaranya bahkan berada dalam kondisi kritis