Pelaku Penikaman Penulis 'Satanic Verse' Salman Rushdie Tuai Pujian dari Iran

13 Agustus 2022 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penulis Inggris Salman Rushdie berbicara pada hari pembukaan Forum Ekonomi Positif di Le Havre, barat laut Prancis, 16 September 2016. Foto: CHARLY TRIBALLEAU / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Penulis Inggris Salman Rushdie berbicara pada hari pembukaan Forum Ekonomi Positif di Le Havre, barat laut Prancis, 16 September 2016. Foto: CHARLY TRIBALLEAU / AFP
ADVERTISEMENT
Pelaku penikaman seorang penulis keturunan India-Inggris, Salman Rushdie, di New York, Amerika Serikat, menuai pujian dari beberapa kantor surat kabar Iran.
ADVERTISEMENT
Rushdie menjadi sosok kontroversial usai novelnya yang berjudul ‘The Satanic Verses’ dirilis dan mengundang kecaman dari Iran. Pasalnya, novel ini disebut tidak menghormati Nabi Muhammad SAW.
Sejak novel itu dipublikasi pada 1988, Rushdie menjadi incaran Iran. Bahkan, seorang pemimpin revolusioner Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini menyerukan kematian Rushdie.
Rushdie diserang oleh seorang pria saat menjadi pembicara sebuah acara sastra di Institut Chautauqua, New York, AS, pada Jumat (12/8). Pelaku tiba-tiba merangsek naik ke panggung dan menyerang Rushdie dan seorang pewawancara. Rushdie mengalami luka tusukan di bagian leher dan dadanya.
Pria berusia 75 tahun itu berhasil dilarikan ke rumah sakit di New York dan dikabarkan tengah menggunakan bantuan pernapasan dan tidak dapat berbicara. Sementara polisi masih menyelidiki pelaku dan motif penyerangan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Iran hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait penikaman Rushdie. Namun, sebuah kantor surat kabar Kayhan yang pemimpin redaksinya ditunjuk oleh Khomeini, dalam sebuah pernyataan tertulis memuji tindakan sang pelaku.
Masyarakat membawa poster bergambar Ayatullah Khomeini. Foto: Shutter stock
“Seribu pujian kepada orang yang berani dan berbakti yang menyerang Salman Rushdie di New York yang murtad dan tak terpuji,” kata pemimpin redaksi surat kabar Kayhan, seperti dikutip dari Reuters.
“Tangan orang yang merobek leher musuh Tuhan harus dicium,” sambung dia.
Banyaknya pihak di Iran yang membenci dan menginginkan kematian Rushdie tampak dari judul-judul berita yang dipublikasikan oleh media cetak di negara itu.
Contohnya, judul berita utama surat kabar Vatan Emrooz menulis, ‘Pisau di leher Salman Rushdie’. Sementara koran harian Khorasan memuat tajuk utama berjudul, ‘Setan dalam perjalanan ke neraka’.
ADVERTISEMENT
Semua kebencian terhadap Rushdie di Iran berakar dari fatwa yang dikeluarkan oleh Khomeini terkait novel ‘The Satanic Verse’ yang ia tulis.
Khomeini menyerukan kepada umat Islam di seluruh dunia untuk membunuh Rushdie usai bukunya dikecam sebagai penghinaan terhadap Islam.
Penulis Inggris Salman Rushdie berpose saat sesi foto di Paris, 18 September 2018. Foto: JOEL SAGET / AFP
Akibatnya, Rushdie, yang lahir di India dari orang tua Muslim, tetapi saat ini mengaku sebagai seorang ateis, harus sembunyi dari publik usai mendapatkan ancaman pembunuhan tersebut.
Dia diberikan perlindungan polisi oleh pemerintah di Inggris, di tempat dia bersekolah dan tempat tinggalnya, setelah pembunuhan atau percobaan pembunuhan terhadap penerjemah dan penerbitnya terjadi.
Rushdie menghabiskan hampir satu dekade bersembunyi, pindah rumah berulang kali dan tidak bisa memberi tahu anak-anaknya di mana dia tinggal.
ADVERTISEMENT
Rushdie baru mulai muncul dari pelariannya pada akhir 1990-an setelah Iran pada 1998 mengatakan tidak lagi mendukung atas aksi pembunuhan terhadap dirinya.
Sekarang Rushdie tinggal di New York. Dia memiliki perhatian terhadap isu soal kebebasan berbicara. Dia juga termasuk soal yang vokal menyuarakan hal itu, saat majalah satir Prancis Charlie Hebdo, menerbitkan gambar-gambar Nabi Muhammad SAW yang mengundang reaksi protes umat Islam.