Pelaku Penusukan di Pusat Islam Portugal Derita Gangguan Mental

29 Maret 2023 10:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas polisi berjaga di luar Ismaili Centre, setelah serangan pisau mematikan di Lisbon, Portugal, Selasa (28/3/2023). Foto: Pedro Nunes/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas polisi berjaga di luar Ismaili Centre, setelah serangan pisau mematikan di Lisbon, Portugal, Selasa (28/3/2023). Foto: Pedro Nunes/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kepolisian Portugal menuduh seorang pria pengungsi Afghanistan sebagai pelaku penusukan di pusat Islam di ibu kota Lisbon. Kejadian ini menyebabkan dua orang tewas.
ADVERTISEMENT
Presiden Asosiasi Komunitas Orang Afghanistan, Omad Taeri, mengatakan terduga pelaku kemungkinan besar pindah ke Portugal kurang lebih satu tahun lalu. Omad pun mengungkap terduga pelaku menderita gangguan mental.
"Orang ini kehilangan istrinya di Yunani dan menderita masalah psikologi terkait situasi itu," kata Omed seperti dikutip dari AFP.
Tanda Ismaili Center terlihat di luar pusat setelah serangan pisau mematikan di Lisbon, Portugal, Selasa (28/3/2023). Foto: Pedro Nunes/REUTERS
"Dia juga mengkhawatirkan situasi kerja yang di mana dirinya harus meninggalkan anak-anak setelah mendapat kerja," sambung dia.
Beberapa media Portugal menyebut, pelaku berulang kali mengunjungi lokasi kejadian untuk mengambil makanan donasi dan belajar bahasa Portugis.
Menteri Dalam Negeri Portugal Jose Luis Carneiro pada kesempatan terpisah membenarkan pelaku kehilangan istri. Kini pelaku tinggal bersama tiga anaknya berusia empat, tujuh dan sembilan.
"Ada banyak alasan untuk percaya bahwa (penusukan) itu adalah aksi tunggal. Keadaan dan motif tindakan ini masih diselidiki polisi," ujar Carneiro.
ADVERTISEMENT
"Terduga pelaku tidak sedang diawasi kepolisian dan nampaknya ia menjalani hidup yang tenang," papar dia.
Meski demikian sampai sekarang identitas lengkap pelaku masih dirahasiakan aparat.
Lokasi kejadian dikenal sebagai Pusat Islam Ismailis. Tempat itu didirikan oleh Prince Karim Aga Khan pada 1998.
Pada 2015 Khan mendirikan markas Ismailis seluruh dunia di Lisbon. Pendirian tersebut merupakan hasil persetujuan dari Pemerintah Portugal.