Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Jokowi-Ma'ruf Amin akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 di Gedung MPR pukul 14.00 WIB, Minggu (20/10). Hal ini menjadi momen bersejarah bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk kedua kalinya, Jokowi akan dilantik sebagai presiden. Sebelumnya, pada 2014, ia dilantik bersama wapres Jusuf Kalla. Jokowi merupakan presiden ketujuh Indonesia.
Dalam sejarahnya, pelantikan presiden dari masa ke masa memiliki cerita masing-masing. Dari era Sukarno hingga reformasi.
Berikut kumparan rangkum cerita pelantikan presiden dari masa ke masa:
Sukarno (1945)
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) kembali menggelar rapat untuk mengesahkan Undang-undang Dasar 1945 dan menetapkan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945
Dalam rapat yang bertempat di gedung bekas Raad van Indie atau Dewan Hindia (sekarang menjadi gedung Pancasila Kemlu), Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, itu disepakati Sukarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden. Penunjukan Hatta bermula dari usulan Otto Iskandar Dinata, salah seorang anggota PPKI.
ADVERTISEMENT
"Dengan ini saya dipilih oleh tuan-tuan sekalian dengan suara bulat menjadi Presiden Republik Indonesia,” ujar Sukarno dalam pidato pelantikannya sebagai presiden, yang tertuang dalam buku 'Penyambung Lidah' karya Cindy Adams.
Setelah dilantik sebagai presiden, ia pulang ke rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta Pusat, dengan berjalan kaki.
Di jalan, ia bertemu seorang penjual sate.
”Aku lalu memanggil penjaja sate yang berkaki ayam dan tidak berbaju itu, dan mengeluarkan perintah pertama: sate ayam 50 tusuk," kata Sukarno dalam biografinya itu.
Karena tidak ada kursi, Sukarno kemudian berjongkok di pinggir got.
Sukarno juga pernah dilantik sebagai presiden ketika dalam perkembangan sejarah Indonesia menjadi negara serikat. Pelantikan Sukarno sebagai presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) digelar di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta pada 17 Desember 1949. RIS hanya bertahan kurang dari setahun, kemudian kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga kini.
Soeharto (1966)
ADVERTISEMENT
Situasi politik tahun 1965 menjadi background tak terpisahkan dari perjalanan politik Soeharto sebagai presiden. Ia dilantik karena aksi mahasiswa pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Pada 11 Maret 1966, Sukarno meninggalkan Istana Kepresidenan di Jakarta setelah mendapat laporan adanya pasukan liar yang bergerak di luar Istana. Seharusnya, ia memimpin rapat kabinet.
Tak lama kemudian, tiga jenderal mendatangi Sukarno di Istana Bogor, yaitu Brigjen Amirmachmud, Brigjen M Jusuf, dan Mayjen Basuki Rachmat. Pertemuan itu kemudian menghasilkan surat mandat yang diberikan Sukarno kepada Soeharto. Surat ini kemudian dikenal sebagai Supersemar.
Bermodalkan Supersemar, Soeharto tidak hanya memulihkan keamanan, tetapi juga secara perlahan mengambil alih kepemimpinan nasional.
Sukarno pun diberhentikan sebagai presiden pada 22 Juni 1966 dalam Sidang Umum IV MPRS. Suharto kemudian ditunjuk sebagai "pejabat presiden" setahun kemudian, yaitu pada Maret 1967.
ADVERTISEMENT
Soeharto dilantik menjadi presiden ke-2 RI secara penuh pada 27 Maret 1968. Saat itu juga ia menyampaikan pidato perdananya sebagai presiden.
Dikutip dari Harian Kompas yang terbit pada 29 Maret 1968, Soeharto dalam pidato perdananya menyatakan dua tema pokok: Pertama, mengisi kemerdekaan dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kedua, menegakkan konstitusi termasuk mengembalikan demokrasi.
Dalam upacara pelantikan selama 40 menit itu, Soeharto juga mengajak masyarakat untuk melaksanakan putusan-putusan Sidang Umum (SU) V MPRS terutama bidang pembangunan.
Ke luar negeri sehari setelah pelantikannya menjadi presiden, Soeharto mempunyai jadwal kunjungan ke luar negeri. Jepang dan Kamboja menjadi tujuan rombongan presiden.
BJ Habibie (1998)
Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie atau B.J Habibie dilantik di Istana Negara pada 21 Mei 1998. Dia dilantik setelah Presiden RI ke-2 Soeharto mengundurkan diri.
ADVERTISEMENT
Pelantikan Habibie tidak dilakukan di Gedung DPR/MPR karena pada saat itu Gedung DPR/MPR diduduki oleh mahasiswa yang menuntut reformasi.
Habibie dilantik memang di tengah situasi yang sedang tidak stabil. Demo besar-besaran mahasiswa terjadi menentang Soeharto.
Soeharto akhirnya mundur setelah mendapat tekanan luar biasa pada 21 Mei 1998. Ia memberikan mandat ke Habibie sebagai wakilnya untuk melanjutkan kepemimpinan. Setelah pidato mundur, proses pelantikan Habibie dimulai.
Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun itu menyaksikan langsung pembacaan sumpah Habibie sebagai presiden ketiga Indonesia.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (1999)
Gus Dur dilantik menjadi presiden RI keempat menggantikan BJ Habibie lewat voting dalam sidang umum MPR, mengalahkan Megawati Soekarnoputri. Ia dilantik di gedung MPR/DPR pada 20 Oktober 1999.
ADVERTISEMENT
Gus Dur dilantik di tengah sejumlah permasalahan rumit. Dari mulai krisis ekonomi hingga disintengrasi bangsa. Timor Timur memilih merdeka melalui jajak pendapat pada 1999.
Kondisi negara diperparah dengan masalah pemberontakan di Aceh dan Papua, kerusuhan Ambon dan Poso.
Dikutip dari nu.or.id, pidato perdana usai diambil sumpah jabatan sebagai presiden, Gus Dur menyampaikan pidato pertamanya. Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan komitmennya untuk menegakkan keadilan dan untuk mendatangkan kemakmuran bagi sebanyak mungkin warga masyarakat.
"Karena itu, kita tetap tidak bisa menerima adanya campur tangan dari negara lain atau bangsa lain kepada bangsa dan negara kita. Apa pun akan kita lakukan untuk mempertahankan keutuhan wilayah kita, untuk mempertahankan harga diri kita sebagai bangsa yang berdaulat!" tegas Gus Dur.
ADVERTISEMENT
"Demikian pula kita harus meletakkan sendi-sendi kehidupan yang sentosa bagi bangsa kita di masa-masa yang akan datang. Ini bukanlah tugas yang ringan, ini tugas yang berat. Apalagi karena pada saat ini kita tengah didera oleh perbedaan paham yang sangat besar oleh longgarnya ikatan-ikatan kita sebagai bangsa," tambahnya.
Megawati Soekarnoputri (2001)
Megawati Soekarnoputri merupakan presiden perempuan pertama di Indonesia. Ia dilantik di gedung MPR/DPR pada 23 Juli 2001, meneruskan kepemimpinan Gus Dur yang dihentikan MPR di tengah jalan.
Pelantikan Ketua Umum PDIP saat itu terbilang sunyi. Penyebabnya adalah situasi politik yang tengah memanas setelah presiden sebelumnya, Gus Dur dilengserkan.
Megawati diangkat sebagai presiden berdasarkan Ketetapan MPR No III/MPR/2001. Masa jabatannya habis pada 2004.
ADVERTISEMENT
Tak ada perayaan khusus saat ibu dari Puan Maharani itu dilantik. Bahkan, di kantor DPP PDIP tak ada kegiatan. Demikian juga di posko-posko PDIP lainnya.
Pendukung hanya mengikuti Sidang Istimewa MPR dari siaran televisi atau radio.
Susilo Bambang Yudhoyono (2004 dan 2009)
SBY merupakan presiden pertama Indonesia yang dipilih oleh rakyat Indonesia secara langsung. Untuk itu, 20 Oktober 2004 merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Kala itu, tanggal 20 Oktober bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Mungkin karena ini juga, pelantikan SBY-Jusuf Kalla tidak dirayakan dengan pesta.
SBY-JK membacakan sumpah jabatan di depan 611 dari 678 anggota MPR yang hadir. Yang juga spesial adalah kehadiran lima kepala negara dunia. Mereka adalah Perdana Menteri Australia John Howard, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi, PM Singapura Lee Hsien Loong, dan PM Timor Leste Mari Alkatiri.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain kehadiran Megawati Soekarnoputri menjadi yang paling ditunggu. Sebab, usai Pilpres 2004, hubungan keduanya merenggang.
Sebelumnya, ketika Megawati menjadi presiden, SBY merupakan bagian dari kabinet. Ia menjabat sebagai Menkopolkam.
Namun, SBY memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya untuk maju sebagai capres. Dan akhirnya ia berhasil mengalahkan Megawati yang kala itu berpasangan dengan Hamzah Haz.
Akhirnya Megawati dan Hamzah Haz pun tak hadir saat pelantikan SBY.
Setelah dari gedung DPR/MPR, SBY dan JK beserta keluarga mereka, menuju Istana Merdeka.
Seluruh staf Istana menyambut. Namun, kedatangan SBY di Istana disambut demo sekitar 50 mahasiswa dari BEM UI yang beraksi di Jalan Medan Merdeka Utara.
Baru di petang harinya, SBY memberi pidato pertama sebagai presiden, dilanjutkan bertemu dengan beberapa kepala negara jiran. Tak lama berselang, SBY mengumumkan kabinet pada pukul 20.00.
ADVERTISEMENT
Suasana pelantikan dan perayaan periode kedua SBY tahun 2009 hampir serupa. Sebagaimana 2004, sejumlah mahasiswa juga demo di Istana setelah SBY dilantik.
Pelantikan SBY tahun 2009 juga dikenang karena sikap grogi Ketua MPR Taufiq Kiemas -- suami Megawati -- saat memimpin sidang pelantikan presiden dan wakil presiden.
Beberapa kali ia salah menyebut nama termasuk Susilo Bambang Yudhoyono yang hanya disebut Susilo Yudhoyono dan Susilo Doktor Bambang Yudhoyono.
Jokowi-JK (2014)
Antusiasme masyarakat begitu terasa saat Jokowi dilantik sebagai presiden ketujuh bersama Jusuf Kalla sebagai wapres pada 20 Oktober 2014. Kala keduanya dilantik, ribuan warga telah memenuhi kawasan sekitar Sudirman-Thamrin dan Monas untuk menyaksikan pelantikan di Gedung MPR melalui layar besar.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya warga Jakarta, mereka datang dari berbagai daerah. Tua-muda segala profesi berbaur menyambut Jokowi-JK yang mengalahkan Prabowo-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.
Tak hanya itu. Di Monas, perayaan juga dilakukan. Sejumlah artis yang dikenal sebagai relawan Jokowi menggelar panggung hiburan bertajuk “Konser Tiga Jari”.
Para petani dari berbagai daerah pun ikut memeriahkan suasana dengan membawa hasil tanamnya dalam bentuk gunungan bahan pangan. Hal ini melambangkan rasa syukur dari merdeka atas pelantikan Jokowi-JK.
Waktu itu pelantikan dihelat pukul 10.00 WIB di gedung MPR/DPR. Pengambilan sumpah dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali dan dapat disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Di akhir pelantikan, Jokowi menyampaikan pidato pertamanya. Saat itu, ruang paripurna MPR dihiasi ornamen serba merah putih.
ADVERTISEMENT
Seusai prosesi pelantikan, diselenggarakan kirab budaya. Sebuah pesta dari masyarakat untuk merayakan datangnya pemimpin baru Indonesia. Suasana sangat meriah.
Jokowi-JK tak langsung menuju istana, melainkan mampir terlebih dahulu ke Bundaran Hotel Indonesia. Di sana sudah menunggu kereta kuda yang akan membawa keduanya ke Monas.
ADVERTISEMENT