Pelatih Futsal SD di Surabaya Banting Pemain Lawan, Unesa Minta Maaf

29 April 2025 11:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bermain futsal. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain futsal. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
BA (11 tahun), seorang siswa MI Al-Hidayah Surabaya, mengalami kekerasan oleh seorang pelatih futsal. Hal ini terjadi usai pertandingan babak semi-final Turnamen Futsal 2025 antara MI Al-Hidayah melawan SDN Simolawang Surabaya di SMP Labschool Unesa Surabaya pada Jumat (25/4)—sebelumnya ditulis Minggu (27/4).
ADVERTISEMENT
Direktur Humas Unesa, Vinda Maya, mewakili SMP Labschool Unesa sebagai pihak penyelenggara menyampaikan permintaan maaf kepada pihak keluarga korban dan kepada tim yang bertanding.
"Atas kejadian tersebut, tim penyelenggara yang ada di lokasi mendampingi pemain yang bersangkutan atas insiden tersebut. Pendampingan sampai ke proses pemeriksaan dan perawatan ke rumah sakit," kata Vinda saat dikonfirmasi, Selasa (29/4).
Vinda menyampaikan bahwa pihaknya tidak mentolerir segala bentuk tindakan yang mengarah pada kekerasan di lingkungan sekolah maupun luar sekolah, termasuk dalam turnamen tersebut.
"Karena itu, insiden ini menjadi bahan evaluasi bagi pihak penyelenggara untuk memastikan agar kejadian yang seperti itu tidak terjadi lagi atau terulang di kemudian hari," ucapnya.
Sebelumnya, BA menceritakan pertandingan semi-final itu dimenangkan oleh MI Al-Hidayah dengan skor 4-2. Setelah peluit berakhir dibunyikan oleh wasit, para pemain futsal MI Al-Hidayah melakukan selebrasi. Tiba-tiba, ada seorang pria diduga pelatih SDN Simolawang menarik BA hingga terjatuh.
ADVERTISEMENT
"Itu selebrasi, terus ditarik dari belakang," kata BA saat ditemui, Senin (28/4).
Ia mengaku tak mengetahui alasan dirinya ditarik oleh pria tersebut. Saat pertandingan hingga selesai, kata BA, juga tidak ada kericuhan.
"Enggak tahu. Enggak (ricuh), aman," ucapnya.
Sementara itu, ayah BA, Bambang Sri Mahendra, mengungkapkan bahwa anaknya ternyata mengalami retak pada tulang ekornya akibat ia ditarik hingga terjatuh itu.
"Ini setelah di-rontgen, info yang kami dari dokter itu terjadi keretakan tulang ekor. Sehingga anak ini tidak boleh bermain olahraga lagi yang keras-keras lah istilahnya dan disuruh istirahat," ujar Bambang.

Dilaporkan ke polisi

Akibat kejadian itu, Bambang melaporkan pria tersebut ke Mapolrestabes Surabaya pada Minggu (27/4) malam. Laporan tersebut telah diterima SPKT Polrestabes Surabaya dengan nomor laporan TBL/B/389/IV/2025/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
"Selaku terlapor adalah pelatih futsal dari SDN Simolawang yang bernama Bayu Ahmadi Zakaria. Undang-undang 35 tahun 2014 di Pasal 80. Jadi perlindungan anak. Pertama di Pasal 79 dan 80 itu yang dipakai dasar penyidik untuk menjawab laporan kami," ucapnya.