Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pelontar Granat yang Diimpor Brimob: Modelnya Seram, Tapi Tak Membunuh
1 Oktober 2017 12:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB

ADVERTISEMENT
Kabar adanya impor 280 pelontar granat jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40x46 mm dan 5.932 butir amunisi granat dari Bulgaria yang tertahan di pabean Bandara Soekarno-Hatta, beredar luas sejak Sabtu (30/9) pagi.
ADVERTISEMENT
Pada malam harinya, Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail menggelar jumpa pers di Mabes Polri dan membenarkan kabar impor tersebut.
Dalam jumpa pers itu, Murad memperlihatkan SAGL atau senjata pelontar granat yang diimpor tersebut. Foto-foto senjata itu bisa dilihat di bawah ini.




Penampakannya tampak seram bukan? Murad membenarkan, tapi pelontar granat itu bukan senjata yang membunuh.
"Modelnya memang seram, tapi sebenarnya ini laras kecil. Kalau ditembakkan dengan kemiringan 45 derajat, paling jauh jatuhnya 100 meter," katanya.
Senjata itu hanya akan menimbulkan efek kejut dan bukan senjata yang mematikan. "Ini senjatanya bukan untuk membunuh, tapi untuk efek kejut," katanya.
ADVERTISEMENT
"(Senjata ini) Tidak (membuat orang) mati, hanya kejut, paling sial luka," ulangnya.
Murad menegaskan, senjata SAGL ini bisa digunakan untuk menembakkan berbagai jenis peluru. "Pelurunya banyak, ada peluru karet, peluru hampa, peluru gas air mata, peluru asap, peluru tabur," katanya.
Senjata yang dikirim menggunakan maskapai asal Ukraina dan diimpor oleh PT Mustika Duta Mas Senjata itu, dibeli melalui mekanisme lelang sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa. Kemudian, senjata itu pun sudah dikaji oleh Irwasum Polri dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Sampai dengan pengadaan dan pembeliannya oleh pihak ketiga dan masuk ke Indonesia ke pabean Soekarno-Hatta," kata Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto yang mendampingi Irjen Murad jumpa pers.
ADVERTISEMENT
Senjata-senjata tersebut masuk ke Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (29/9) malam, dan kini masih disimpan di Gudang Kargo Bandara Soekarno-Hatta sembari menunggu proses karantina selesai.