Pelosi Sebut Donald Trump Lakukan Suap ke Ukraina, Layak Dimakzulkan

15 November 2019 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi.  Foto: REUTERS/Tom Brenner
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi. Foto: REUTERS/Tom Brenner
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi mengatakan Presiden Donald Trump secara tidak langsung telah mengakui sendiri melakukan suap terhadap Ukraina. Tindakan ini adalah sebuah pelanggaran yang bisa memakzulkan Presiden AS.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pernyataan ini disampaikan Pelosi pada Kamis (14/11), sehari setelah sidang pemakzulan terbuka untuk publik pertama yang menghadirkan dua orang saksi.
"Suap itu adalah memberikan atau menahan bantuan militer dengan imbalan penyelidikan palsu untuk pemilu. Itu adalah penyuapan," kata Pelosi.
"Apa yang presiden telah akui dan katakan sudah 'sempurna'. Saya katakan itu sempurna salahnya. Itu penyuapan," kata politisi Partai Demokrat lagi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: REUTERS/Joshua Roberts
Berdasarkan konstitusi AS, presiden bisa dimakzulkan jika dia melakukan pelanggaran, salah satunya adalah penyuapan. Partai Demokrat juga menuding Trump mencoba menghentikan penyelidikan, yang juga jadi sebab lain presiden bisa dimakzulkan.
Suap yang disinggung Pelosi berkaitan dengan permintaan Trump kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Juli lalu. Dalam percakapan dengan Zelensky, Trump meminta Ukraina menyelidiki tuduhan intervensi wakil presiden AS ketika itu, Joe Biden, pada kasus pengemplangan pajak perusahaan minyak Burisma.
ADVERTISEMENT
Trump menuding Biden melakukan itu untuk menyelamatkan putranya, Hunter, anggota dewan komisaris Burisma. Agar Zelensky mau memenuhi permintaan itu, Trump menahan dana bantuan militer USD 391 juta untuk Ukraina.
Tindakan Trump ini dibongkar oleh seorang whistlebower kepada penyidik di AS. Diduga, Trump ingin menjungkalkan Biden yang akan jadi penantang terberatnya pada pemilu presiden 2020.
Ketua DPR Amerika Seikat, Nancy Pelosi. Foto: REUTERS / Joshua Roberts
Kemudian pada September, Pelosi membuka penyelidikan pemakzulan Trump atas tuduhan melakukan tindakan ilegal dengan meminta bantuan asing agar menang pemilu.
Pelosi membandingkan tindakan Trump dengan Presiden Richard Nixon yang mundur pada 1974 karena skandal Watergate. Bahkan menurut Pelosi, Trump yang meminta bantuan asing untuk pemilu dan upaya menghalangi penyelidikan, lebih buruk dari Nixon.
Pelosi mengatakan tindakan Trump "membuat apa yang dilakukan Nixon terlihat remeh".
ADVERTISEMENT
Trump berkali-kali membantah seluruh tuduhan terhadap dirinya. Namun persidangan publik pertama pada Rabu (13/11) yang menghadirkan dua diplomat senior AS di Ukraina, William Taylor and George Kent, justru memberatkan Trump.
Sidang terbuka akan dilakukan lagi pada Jumat (15/11) dengan menghadirkan Marie Yovanovitch, bekas duta besar AS untuk Ukraina.