Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di Jember, Jawa Timur, kasus semacam ini bukan pertama kali terjadi. Dalam kasus ini belum diketahui penyebab pasti ketegangan yang menyebabkan keributan tersebut. Namun pihak keluarga mempertanyakan vonis nenek M terinfeksi virus corona karena hanya dirawat 2 hari di RSUD Haryoto, Lumajang.
Pihak aparat keamanan yang berada di lokasi melerai pertikaian keluarga dan petugas medis. Namun demikian, polisi enggan mengungkap penyebab keributan tersebut.
Kapolsek Jombang, Iptu Kusmianto, menjelaskan kesalahpahaman antara keluarga dengan petugas medis telah berakhir. Pihak keluarga disebutnya bersedia menerima nenek M dimakamkan sesuai prosedur penanganan COVID-19.
"Pemakaman sudah selesai dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan hal itu sudah selesai dilakukan. Tadi sempat terjadi sedikit ketegangan, namun sudah ditangani dengan baik dan keluarga lapang dada," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Desa Padomasan, Abdul Khafid, mengakui pihak keluarga nenek M mengamuk karena tersulut emosi.
"Memang ada sedikit miskomunikasi. Penyebabnya, kurangnya informasi dari pihak rumah sakit kepada keluarga. Jadi, ada keluarga emosi sampai mau memakamkan sendiri almarhum," ujar Abdul Khafid.
Khafid mengatakan, surat keterangan hasil tes swab yang memastikan nenek M terkena COVID-19 sudah diberikan oleh pihak rumah sakit kepada keluarga pasien. Setelahnya, keluarga meminta turut menunaikan salat jenazah dan mengikuti proses pemakaman di makam desa setempat.
Dalam catatan, memang kerap kali terjadi ketegangan dalam proses pemakaman pasien yang dinyatakan positif COVID-19. Beberapa waktu lalu, ada keluarga pasien di Kecamatan Kaliwates, Jember, yang mengamuk hingga berlanjut unjuk rasa ke rumah sakit Bina Sehat.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga, terjadi insiden pelemparan batu ke arah petugas yang memakamkan jenazah maupun warga yang mengurug atau menutup kembali lubang kuburan yang sudah digali Kecamatan Rambipuji.