Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Rezim Suriah selangkah lagi mengambil kendali penuh atas Ghouta Timur. Media pemerintah melaporkan para pejuang pro pemerintah kini mulai mengosongkan kantong terakhir yang dikuasai pemberontak dari kubu oposisi pada Senin (2/4).
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP pada Selasa (3/4), dilaporkan telah terjadi sebuah kesepakatan yang diperantarai Rusia untuk mempertemukan pejuang pro pemerintah dan kelompok Jaish al-Islam, kelompok pemberontak terbesar yang masih berada di Ghouta, pada Minggu (1/4). Kesepakatan itu membuat Jaish al-Islam setuju meninggalkan kota utama daerah kantong Douma, bagian utara Ghouta.
Namun menanggapi adanya laporan tersebut, kelompok pemberontak belum mengkonfirmasi kebenarannya. Para pejuang garis keras menolak untuk meninggalkan jabatan mereka.
Media pemerintah sendiri menyebut kelompok Jaish al-Islam dan anggota keluarga mereka telah mulai meninggalkan Douma. Mereka bergegas ke kota yang dikuasai pemberontak di Suriah utara dengan menaiki bus. Ada sekitar 1.146 anggota Jaish al-Islam dan keluarga mereka meninggalkan Douma menuju ke Jarabulus.
Pengambilan kembali Ghouta Timur sendiri akan menandai tonggak utama dalam upaya Presiden Bashar al-Assad mendapatkan kembali kendali atas wilayah yang diduduki pemberontak selama 7 tahun perang sipil Suriah.
ADVERTISEMENT
Pasukan Assad telah merebut kembali 95 persen Ghouta Timur sejak melancarkan serangan pada 18 Februari lalu. Serangan itu menewaskan 1.600 warga sipil dan menggusur puluhan ribu orang.
Bagi Assad, Ghouta adalah wilayah yang penting. Letaknya hanya selemparan batu dari ibu kota Damaskus, kurang lebih 30-40 km. Sebelum konflik, Ghouta yang juga merupakan lahan perkebunan adalah lumbung padinya Damaskus. Dari tempat ini, pejuang oposisi bebas menembakkan rudal ke pusat kota Damaskus.