Pemberontakan Wagner Gagal, Dubes Rusia Ungkap Penyebabnya

5 Juli 2023 14:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejuang kelompok tentara bayaran swasta Wagner berjaga di jalan dekat markas besar Distrik Militer Selatan di kota Rostov-on-Don, Rusia, 24 Juni 2023. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pejuang kelompok tentara bayaran swasta Wagner berjaga di jalan dekat markas besar Distrik Militer Selatan di kota Rostov-on-Don, Rusia, 24 Juni 2023. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Pemberontakan oleh tentara bayaran Wagner Group yang hendak melengserkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu beberapa waktu lalu tidak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Pasukan Wagner yang dipimpin oleh eks koki Kremlin, Yevgeny Prigozhin, menghentikan arak-arakannya di wilayah Rostov yang berjarak sekitar 200 km dari Ibu Kota Moskow dalam waktu kurang dari 24 jam sejak dia memulainya.
Lantas, mengapa Prigozhin tidak melanjutkan aksi protesnya ini?
Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Georgievna Vorobieva, mengatakan gagalnya pemberontakan Wagner disebabkan oleh persatuan yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat di negara itu.
"Itu gagal karena tidak didukung oleh Rusia, tidak didukung oleh rakyat biasa, tidak didukung oleh angkatan bersenjata. Bahkan tidak didukung oleh anggota Wagner Group itu sendiri," jelas Vorobieva, dalam sesi jumpa pers di kediamannya pada Rabu (5/7).
Anggota Wagner Group, sambung Vorobieva, tidak mendukung aksi tersebut lantaran sebagian besar dari mereka bahkan tidak mengetahui 'apa yang sedang terjadi'.
Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Georgievna Vorobieva, dalam sesi jumpa pers di kediamannya di Jakarta Pusat (5/7/2023). Foto: Dok. Istimewa
"Mereka diberitahu bahwa [arak-arakan] itu adalah semacam latihan militer dan mereka tidak tahu apa targetnya atau apa yang sedang terjadi," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Diplomat senior itu menambahkan, krisis militer yang pertama kalinya terjadi sepanjang pemerintahan Presiden Vladimir Putin ini juga tidak membuat warga Rusia takut.
Menurut Vorobieva, persatuan warga Rusia yang kokoh dan tidak memberikan dukungan atas pemberontakan Wagner juga berperan untuk membuat Prigozhin berubah pikiran dan berbalik arah.
"Saya pikir Prigozhin melihat bahwa tak ada prospek, Anda tahu, untuk menciptakan kekacauan atau pertumpahan darah di negeri ini karena orang-orang tak mendukung," jelas dia.
Mengutip pernyataan Putin dalam pidatonya pada Senin (26/6), Vorobieva mengatakan seluruh masyarakat — baik itu di lembaga eksekutif dan legislatif pemerintahan di semua tingkatan, maupun organisasi masyarakat, partai-partai politik terkemuka, hingga masyarakat sipil itu sendiri menunjukkan persatuan yang kokoh.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
"Semua masyarakat Rusia memegang teguh garis tegas, mengambil posisi yang sangat baik untuk mendukung tatanan konstitusional. Tanggung jawab utama atas nasib Tanah Air telah menyatukan semua orang dan menyatukan rakyat kita," ungkap Vorobieva.
ADVERTISEMENT
Vorobieva kemudian menyinggung soal klaim-klaim dari Barat yang menyatakan bahwa pemberontakan Wagner telah melambangkan kekuasaan Putin yang mulai rapuh.
"Terlepas dari semua tuduhan dari Barat bahwa situasi ini menunjukkan kelemahan pemerintah kita atau presiden kita, sistem kita, tentu saja itu tidak benar. Anda tahu, semuanya berakhir hanya dalam waktu 24 jam," kata Vorobieva.
"Anda lihat apa yang terjadi di Prancis, selama seminggu, pemerintah tidak dapat mengendalikan situasi dan tidak ada yang mengatakan bahwa [Emmanuel] Macron lemah atau, Anda tahu, ini adalah tanda kelemahan sistem dan Prancis, dan lain-lain," imbuhnya.
Vorobieva mengacu pada kerusuhan di sejumlah kota di Prancis, usai seorang remaja keturunan Afrika Utara tewas ditembak oleh polisi lantaran enggan menghentikan kendaraannya.
ADVERTISEMENT
"Sebaliknya, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mendukung Presiden Putin," kata Vorobieva.

Kondisi Rusia Aman

Ketika ditanya bagaimana kondisi saat ini di Rusia setelah diterpa pemberontakan Wagner, Vorobieva memastikan bahwa semuanya sudah terkendali dan kondusif.
"Semuanya telah diselesaikan dan semuanya baik-baik saja. Dan Anda tahu, teman-teman Indonesia kami yang sekarang berada di Moskow, bertanya kepada saya, apakah aman? Ya, sangat aman," jelas dia.
Gambar dari video yang dirilis oleh pasukan tentara bayaran Grup Wagner Rusia menunjukkan pemimpinnya Yevgeny Prigozhin membuat pengumuman mendadak dan dramatis pada hari Jumat 5 Mei 2023 bahwa pasukannya akan meninggalkan kota Bakhmut di Ukraina. Foto: Reuters
Sementara terkait ancaman keamanan dari Wagner Group dan pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, Vorobieva memastikan masalah itu juga sudah selesai dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.
Dia menyinggung soal pernyataan Putin dalam pidatonya pada Senin (26/6) perihal pemberian tiga pilihan kepada anggota Wagner Group yang ikut memberontak.
ADVERTISEMENT
Putin mengatakan, berdasarkan hasil mediasi dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, tentara Wagner dapat memilih untuk diasingkan ke Belarusia bersama Prigozhin; bergabung dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan menjadi bagian dari tentara nasional; atau kembali ke keluarganya masing-masing.
Anggota Wagner yang memilih ketiga opsi tersebut tidak akan dijatuhi hukuman apapun meski sudah terlibat dalam upaya pemberontakan bersenjata.
"Prigozhin sudah berada di luar negeri. Orang-orangnya memiliki opsi-opsi ini, dan saya tahu bahwa beberapa orang telah pindah ke Belarusia dan beberapa orang telah menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan. Jadi pada dasarnya, begitulah situasi yang telah ditangani," jelas Vorobieva.