Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Pembersihan Tak Pernah Cukup, Sampah Terus Mengalir ke Kali di Kebon Kacang
29 April 2025 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Setiap pekan, petugas kebersihan dari kelurahan kerap terjun langsung membawa karung besar untuk membersihkan Kali Krukut di kawasan RT 06/RW 07 dan RT 14/RW 09, Kebon Kacang, Jakarta Pusat — perkampungan padat yang tak begitu jauh dari Bundaran HI.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, hari demi hari, sampah tetap menumpuk dan bau busuk tetap menyeruak dari kali yang kadung tercemar itu.
“Pembersihan bisa tiga sampai empat kali seminggu,” kata Rahmat (52), Ketua RT 014 saat dijumpai kumparan sehabis dari kantor kelurahan, Selasa (29/4).
Ayah empat anak ini bahkan mengatakan, kerja bakti membersihkan kali bisa dibilang rutin dilakukan setiap akhir pekan.
“Ada juga kerja bakti gabungan tiap minggu, bareng RT lain di bantaran kali. Tapi ya susah. Warga kebiasaan buang ke kali. Diimbau juga tetap aja ada yang buang,” ucapnya.
Pengakuan Rahmat itu juga diamini oleh warga dari RT yang ada di seberangnya, RT 06. Kedua RT itu dibelah aliran kali yang tercemar, namun saling terhubung karena ada dua jembatan kecil di sana.
ADVERTISEMENT
Menurut pengakuan Atik (46), warga RT 06, pembersihan itu kadang terasa sia-sia.
“Suka dibersihin sih, tapi percuma juga. Sampah dari tempat lain ngikut aliran air, makanya sehari dua hari ada lagi,” keluhnya.
Kantong plastik berisi sampah-sampah rumah tangga, semua terseret masuk ke sungai yang ada di depan rumahnya. Jika dilihat dari citra satelit aliran kali itu berasal dari Kali Ciliwung.
Mirisnya, Atik melihat sungai itu lebih seperti tempat pembuangan sampah ketimbang aliran air bersih. Ia merasa, karena pembersihan sering terasa sia-sia, warga pun makin tak peduli.
Didi (50), warga asal Jawa Timur yang sudah puluhan tahun menetap di bantaran kali, membandingkan keseriusan pemerintah dalam merawat kali itu, dulu dan sekarang.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan bahwa frekuensi pembersihan kini tak bisa dipastikan, baik hari dan waktunya. Ayah satu anak itu hanya memastikan bahwa kegiatan bersih-bersih sungai oleh pemerintah masih terjadi.
Namun, menurut pengakuan warga, sampah di kali itu tidak menyebabkan banjir.
Acan (53), warga asli Betawi yang lahir di sana, mengingat banjir terakhir justru terjadi pada tahun 2007. Itu pun karena tanggul jebol.
“Waktu itu banjir sampai sepundak saya," ujarnya.
Menurut pantauan di lokasi, tak ada tempat sampah terlihat di sekitar rumah-rumah di sekitar bantaran kali. Begitu pun di area yang menjauhi kali.
Warga di sekitar bantaran melakukan aktivitas mereka seperti biasa. Ada yang sesekali yang menuangkan air kotor dengan ember ke kali hingga limbah tinja yang terjun lewat pipa-pipa yang bermuara ke sana.
ADVERTISEMENT