Pembunuh Berantai 42 Wanita di Kenya Kabur dari Tahanan Polisi

21 Agustus 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Collins Jumaisi Khalusha. Foto: SIMON MAINA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Collins Jumaisi Khalusha. Foto: SIMON MAINA/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang tersangka yang mengaku telah membunuh 42 wanita dan ditahan atas penemuan potongan mayat di ibu kota Kenya kabur dari penjara pada Selasa (21/8). Padahal pria bernama Collins Jumaisi Khalusha itu baru ditangkap Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala Direktorat Investigasi Kriminal, Mohamed Amin, mengatakan Khalusha melarikan diri bersama dengan 12 narapidana asal Eritrea yang ditangkap karena menjadi imigran ilegal.
Para narapidana melarikan diri Selasa pagi. Mereka memotong kawat kasa di sel dan memanjat dinding perimeter. Pelarian itu disadari saat sarapan dibawa ke dalam sel.
Sanksi pun langsung diberikan terhadap delapan petugas, termasuk komandan wilayah serta petugas yang sedang bertugas.
"Investigasi awal kami menunjukkan bahwa pelarian itu dibantu oleh orang dalam mengingat petugas dikerahkan sesuai dengan itu untuk menjaga stasiun," tutur Penjabat Inspektur Jenderal Polisi, Gilbert Masengeli, seperti dikutip dari CNN.
Ilustrasi tahanan. Foto: Shutter stock
Sebelumnya, Khalusha ditangkap usai penyelidik menemukan 10 mayat dan beberapa bagian tubuh terbungkus dalam kantong plastik di daerah Kware, Nairobi.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan polisi, Khalusha mengaku telah membunuh 42 wanita, termasuk istrinya.
"Ini adalah tersangka penting yang akan menghadapi tuntutan serius. Kami sedang menyelidiki insiden tersebut dan akan mengambil tindakan yang sesuai," ungkap Kepala Direktorat Investigasi Kriminal, Mohamed Amin.
Di sisi lain, pengacara Khalusha, John Maina Ndegwa, mengatakan kepada wartawan bahwa kliennya disiksa dan dipaksa untuk mengaku, padahal sebenarnya ia tidak bersalah.
Ndegwa mengatakan dirinya terakhir berbicara dengan Khalusha pada Jumat (16/8), ketika pria itu dihadirkan di pengadilan.
"Saya juga bingung dengan berita ini," kata Ndegwa kepada AP.
Ilustrasi TKP pembunuhan. Foto: Getty Images
Kantor polisi tempat para tersangka melarikan diri pun ditutup sementara.
Pada Juli, polisi menemukan mayat-mayat itu setelah menerima laporan dari kerabat seorang wanita yang hilang. Pelapor mengaku memimpikan korban dan menyuruhnya mencari di area tambang.
ADVERTISEMENT
Lalu keluarga meminta bantuan penyelam lokal dan menemukan mayat-mayat itu terbungkus karung. Enam mayat berhasil diidentifikasi setelah tes DNA, namun beberapa bagian tubuh masih belum teridentifikasi.