Pemda Didorong Manfaatkan Klinik Inovasi Daerah, Gali Potensi Lokal

11 Juni 2024 21:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo saat menjadi keynote speech dalam acara Launching Klinik Inovasi Provinsi Sultra 2024, Selasa (11/6/2024). Foto: Kemendagri RI
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo saat menjadi keynote speech dalam acara Launching Klinik Inovasi Provinsi Sultra 2024, Selasa (11/6/2024). Foto: Kemendagri RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri Yusharto Huntoyungo mengajak pemda di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan klinik inovasi daerah sebagai wadah strategis dalam menggali dan mengembangkan potensi lokal.
ADVERTISEMENT
Tidak terkecuali bagi Pemprov Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tengah meluncurkan klinik inovasi untuk memaksimalkan peningkatan inovasi di wilayahnya.
"Kami sangat mengapresiasi atas launching-nya klinik inovasi ini, artinya ini menandakan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mengakselerasi inovasi di daerahnnya menjadi semakin baik," ungkap Yusharto saat menjadi keynote speech dalam acara Launching Klinik Inovasi Provinsi Sultra 2024, Selasa (11/6).
Dia melanjutkan, keberadaan klinik inovasi akan sangat membantu perangkat daerah di lingkungan Provinsi Sultra untuk memecahkan masalah yang kompleks hingga berkontribusi pada pengembangan ide maupun potensi lokal. Dirinya menambahkan, melalui klinik inovasi, perangkat daerah juga dapat mengembangkan metode kreatif untuk mendukung budaya inovasi.
"Hadirnya klinik inovasi diharapkan menjadi mesin penggerak, bukan hanya lompatan predikat tetapi juga kemanfaatan inovasi daerah yang semakin luas," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Yusharto mengungkapkan, Pemprov Sultra telah melaporkan 6 inovasinya kepada Kemendagri melalui BSKDN pada 2023. Berdasarkan laporan tersebut, diperoleh skor pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) sebesar 32,85 atau berpredikat kurang inovatif.
Ilustrasi inovasi digital. Foto: sdecoret/Shutterstock
Sejalan dengan itu, guna meningkatkan pelaporan inovasi, Yusharto mengimbau Pemprov Sultra dapat melakukan replikasi inovasi. Menurutnya, replikasi inilah yang memungkinkan inovasi dapat bermanfaat secara terus menerus dan kontekstual.
"Daerah dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk melakukan replikasi, satu di antaranya aplikasi yang kami kembangkan yakni Tuxedovation yang telah memuat 14 ribu data inovasi yang dapat diakses dan menjadi inspirasi daerah untuk meningkatkan inovasi," terangnya.
Yusharto juga meminta pemda memaksimalkan pengembangan potensi lokal, sehingga diperlukan kerja sama multiple helix yang melibatkan banyak pihak baik pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat hingga unsur media, sehingga menciptakan ekosistem inovasi yang kuat dan berkesinambungan.
ADVERTISEMENT
"Sehingga dengan mendayagunakan potensi daerah secara cermat, Pemprov Sultra dapat memberikan terobosan-
Ilustrasi informasi digital. Foto: Shutter Stock
terobosan yang dapat meningkatkan daya saing daerahnya di waktu-waktu yang akan datang," pungkasnya.