Pemda DIY soal Stok STB Kosong: Semua Pengin Nonton Piala Dunia

5 Desember 2022 15:24 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko antena di Wirobarajan, Kota Yogyakarta diserbu pembeli. Stok STB di toko tersebut habis, Sabtu (3/12). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toko antena di Wirobarajan, Kota Yogyakarta diserbu pembeli. Stok STB di toko tersebut habis, Sabtu (3/12). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Stok set top box (STB) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kosong. Masyarakat Yogya banyak memburu STB setelah siaran televisi analog di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi dimatikan pada Jumat (3/12) pukul 24.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Plh Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum, Beny Suharsono, mengatakan kosongnya STB di DIY ini karena permintaan pasar melonjak. Semua orang, menurutnya, ingin menyaksikan Piala Dunia 2022.
"Iya karena kita sama-sama tahu permintaan pada peak yang sama semuanya pengin menonton bola sehingga semuanya membutuhkan itu, coba kalau tidak ada bola mungkin agak landai," kata Beny di Kepatihan Pemda DIY, Senin (5/12).
Beny menuturkan, permintaan yang besar di waktu yang bersamaan membuat STB kosong. Untuk itu, mereka akan menghubungi Kemenkominfo demi mencari cara mengatasi masalah ini.
"Karena permintaan sangat besar pada waktu yang sam sehingga upaya kita menghubungi kementerian komunikasi," katanya.
Pemda DIY tak menduga antusiasme masyarakat membeli STB sangat tinggi. Apalagi banyak rumah yang tak hanya memiliki 1 televisi.
Kiper Inggris Jordan Pickford melakukan penyelamatan dari pemain Senegal Boulaye Dia pada babak 16 besar Piala Dunia 2022, di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, Minggu (4/12/2022). Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS

Puasa Nonton TV

Sebelumnya diberitakan, STB yang merupakan alat untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara yang ditampilkan di TV analog biasa diburu masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Betul cari STB. Ternyata kosong. Sudah 2 tempat kosong," kata Sahrudin salah seorang warga yang tengah mencari STB di kawasan Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Sabtu (3/12).
Sahrudin memilih untuk pasrah. Dia menunggu stok STB kembali ada di toko-toko. Sementara waktu, dia pun puasa nonton TV.
"Puasa nonton TV. Betul (pas Piala Dunia), masyaallah ini," katanya.
Dia menyayangkan pemerintah yang tampak belum siap menerapkan kebijakan ini. Seharusnya, ketika kebijakan dimulai ketersediaan barang juga terpenuhi.
Hal serupa juga dialami Benecditus David. Pria asal Kalasan, Kabupaten Sleman, ini mengaku keliling ke beberapa toko antena di Kota Yogyakarta. Hasilnya, dia pulang dengan tangan kosong.
"Iya saya cari STB buat di rumah. Dua toko ini kosong semua. Belum dapat sama sekali " kata David.
ADVERTISEMENT
David tak berani membeli STB secara online. Dia takut barang yang dia beli berkualitas jelek.
"Produsen harus bikin banyak lagi. Kalau online kita enggak pegang langsung, kan," katanya.
Toko antena di Wirobarajan, Kota Yogyakarta diserbu pembeli. Stok STB di toko tersebut habis, Sabtu (3/12). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan

Harga Naik

Pemilik Pusat Antena Mutara Sri Harwati mengatakan bahwa dua tokonya di Wirobrajan kehabisan stok. Sejak tadi pagi, warga telah silih berganti membeli STB.
"Kondisi habis. Kemarin kita juga mikir karena pemerintah akan membagikan kita pun tidak stok terlalu banyak. Jadi kita takut juga misalnya nampung barang banyak," kata Sri.
"Awalnya kita jual paling murah Rp 195 ribu terus Rp 210 ribu, Rp 250 ribu, Rp 275 ribu, macam-macam. Untuk Matrix yang paling mahal Rp 325 ribu karena kemarin itu ketika Bandung sama Jabotabek mati harga itu naik 3 kali," katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Sri telah menghubungi sejumlah suplier untuk kembali mengirim STB. Namun, belum tahu barang akan dikirim kapan.
Di sisi lain, Sri mengakui banyak masyarakat yang belum paham bahwa penggunaan STB juga tetap membutuhkan antena UHF. Bahkan antenanya pun harus berkualitas untuk bisa menangkap sinyal.