Pemerintah Cari Cara Tekan Angka Kematian Karena Corona

3 Juli 2020 5:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan tinjauan dan koordinasi penanganan Covid-19 di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7). Foto: Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan tinjauan dan koordinasi penanganan Covid-19 di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7). Foto: Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Angka kematian akibat virus corona di Indonesia setiap harinya mengalami peningkatan. Per 2 Juli 2020 ada 2.987 pasien COVID-19 di Indonesia meninggal dunia. Tingginya angka kematian tersebut juga menjadi perhatian pemerintah.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan target utama pemerintah saat ini ialah menekan angka kematian akibat COVID-19. Hal itu ia sampaikan saat melakukan tinjauan dan koordinasi penanganan COVID-19 di Kota Lhokseumawe, Aceh pada Kamis (2/7).
"Fatality rate ini yang paling penting. Kalau bisa sedikit yang terkena, tapi kalau pun yang terkena banyak namun yang meninggal sedikit itu masih bagus. Kita akan mengejar bagaimana supaya angka kematian ini betul-betul nol," ujar Muhadjir dalam keterangan persnya, Kamis (2/7).
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan tinjauan dan koordinasi penanganan Covid-19 di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7). Foto: Kemenko PMK
Muhadjir mengungkapkan tingginya angka kematian COVID-19 karena virus SARS-CoV-2 memicu penyakit bawaan yang diderita pasien, seperti diabetes, jantung, dan hipertensi. Selain itu virus tersebut juga dapat menyerang orang dengan imunitas yang rendah. Maka itu ia meminta agar masyarakat tetap mejaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Aceh juga merupakan daerah yang harus diwaspadai karena jendela atau pintu keluar negara paling barat ini ada di Aceh, apalagi ada Pelabuhan Terbuka Sabang. Saya harap Aceh harus tetap hijau dan tolong segera dipercepat melakukan contact tracingnya jangan sampai kita kalah cepat dengan penyebaran virusnya," tandas Muhadjir.
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan tinjauan dan koordinasi penanganan Covid-19 di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7). Foto: Kemenko PMK
Salah satu tempat yang menjadi perhatian Muhadjir ialah pasar tradisional. Pasar yang menjadi tempat pertemuan banyak orang perlu diadakan tes corona berkala untuk mencegah terjadinya klaster baru di pasar.
"Pasar tradisional merupakan fondasi pertumbuhan ekonomi kita karena di situ ada 65 juta pelaku UMKM. Saya minta Pak Gubernur, Bupati, dan Walikota supaya memastikan mereka-mereka ini jangan sampai usahanya mati karena saya yakin kalau kondisi ini bisa terus kita jaga maka kita bukan hanya akan bisa mengatasi COVID-19 tetapi juga mengembalikan ekonomi kita menjadi lebih baik," pungkasnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan tinjauan dan koordinasi penanganan Covid-19 di Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis (2/7). Foto: Kemenko PMK
Dalam kunjungan kerjanya, Muhadjir didampingi Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, Pangkogabwilhan I Laksdya I Nyoman Gede Ariawan, serta tim dari Kemenko PMK, Kemenlu, Kemenkes, Kemensos, dan KPPPA. Di Lhokseumawe selain menggelar koordinasi di kantor Walikota Lhokseumawe, rombongan tersebut juga berkunjung ke Pasar Inpres Lhokseumawe dan RS Cut Mutia.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu pemerintah memberikan bantuan berupa alat tes PCR dan perlengkapan kesehatan seperti alat pelindung diri (APD). Diharapkan dengan fasilitas kesehatan yang memadai dapat menekan angka kematian akibat COVID-19.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).