Pemerintah Korup hingga Kasus Stasiun Runtuh Picu Demo Besar di Serbia

16 Maret 2025 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ratusan ribu pengunjuk rasa mengangkat ponsel menerangi langit malam untuk mengenang korban runtuhnya atap stasiun kereta Novi Sad saat demonstrasi antikorupsi di Belgrade, Serbia, Sabtu (15/3/2025). Foto: Igor Pavicevic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan ribu pengunjuk rasa mengangkat ponsel menerangi langit malam untuk mengenang korban runtuhnya atap stasiun kereta Novi Sad saat demonstrasi antikorupsi di Belgrade, Serbia, Sabtu (15/3/2025). Foto: Igor Pavicevic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ratusan ribu orang memenuhi jalanan Beograd, Serbia, Sabtu (8/3), dalam unjuk rasa anti-korupsi terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Massa bergerak dari berbagai penjuru kota, berkumpul di depan gedung parlemen, memenuhi jalan utama, dan alun-alun pejalan kaki.
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa ini dipicu tragedi di Novi Sad pada November lalu, ketika atap stasiun kereta runtuh dan menewaskan 15 orang. Peristiwa itu menjadi simbol dugaan korupsi dalam proyek infrastruktur dan lemahnya pengawasan pemerintah.
“Kami turun ke jalan untuk menyuarakan ketidakpuasan setelah bertahun-tahun menghadapi ketidakadilan dan korupsi,” kata Ognjen Djordjevic, warga Beograd berusia 28 tahun.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Serbia, sekitar 107.000 orang ikut serta dalam demonstrasi.
Namun, kelompok pemantau independen, Arsip Majelis Publik, mencatat angka yang jauh lebih besar, antara 275.000-325.000 orang. Jika benar, ini menjadi salah satu aksi protes terbesar dalam sejarah modern Serbia.

Tekanan Politik Meningkat

Presiden Serbia Aleksandar Vucic. Foto: SASA DJORDJEVIC/AFP
Protes ini digerakkan oleh mahasiswa yang selama berminggu-minggu telah mengorganisir aksi di berbagai kota, termasuk wilayah pedesaan yang selama ini menjadi basis dukungan Presiden Aleksandar Vucic.
ADVERTISEMENT
Tekanan terhadap Vucic semakin kuat setelah beberapa pejabat tinggi, termasuk perdana menteri, mengundurkan diri dalam beberapa bulan terakhir.
Di tengah lautan bendera Serbia, massa membawa berbagai tuntutan. Ada yang menyerukan perlindungan lingkungan, ada pula yang mengangkat isu Kosovo.
Setelah berjam-jam berjalan damai, bentrokan kecil terjadi di sekitar parlemen. Polisi melaporkan adanya pelemparan botol dan batu, mendorong sekelompok mahasiswa untuk meminta massa meninggalkan lokasi dengan alasan keamanan.

Sikap Vucic dan Respons Pemerintah

Ratusan ribu orang demo anti korupsi di Belgrade, Serbia, pada Sabtu (16/3). Foto: Andrej Isakovic/AFP
Vucic merespons protes dengan nada menantang.
“Saya tidak akan membiarkan jalanan menentukan aturan di negara ini,” katanya sehari sebelum aksi.
Sabtu malam, ia kembali berbicara di televisi nasional.
“Tidak ada korban atau cedera serius. Saya bangga dengan polisi yang menjaga keamanan semua peserta,” ujar Vucic.
ADVERTISEMENT
Di hari-hari menjelang unjuk rasa, kelompok ultranasionalis dan milisi berkumpul di sekitar parlemen dan kantor kepresidenan. Polisi antihuru-hara disiagakan di beberapa titik strategis.

Momen Hening dan Harapan Perubahan

Ratusan ribu pengunjuk rasa mengangkat ponsel menerangi langit malam untuk mengenang korban runtuhnya atap stasiun kereta Novi Sad saat demonstrasi antikorupsi di Belgrade, Serbia, Sabtu (15/3/2025). Foto: Mitar Mitrovic/REUTERS
Pada pukul 11:52 siang wkatu setempat, ribuan pengunjuk rasa mengheningkan cipta selama 15 menit untuk mengenang korban tragedi Novi Sad.
Ritual itu diulang pada malam hari, ketika massa yang masih bertahan mengangkat ponsel dengan lampu menyala di bundaran utama Beograd.
“Kami datang untuk keadilan,” kata Milica Stojanovic, mahasiswa Fakultas Biologi di Beograd.
“Saya berharap setelah ini, keadaan akan berubah.”