Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pemerintah Siapkan 2.000 Unit Rumah Subsidi untuk Karyawan Industri Media
6 Mei 2025 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait meninjau langsung lokasi program rumah untuk karyawan industri media, di Grand Harmoni, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/5).
ADVERTISEMENT
Rencananya, ada 2.000 unit rumah subsidi yang akan diberikan kepada para karyawan industri media. Sementara itu, untuk tahap awal, rumah ini akan diserahkan kepada 127 karyawan industri media yang telah mendaftar.
Program rumah untuk karyawan industri media ini tersebar di beberapa daerah Indonesia, seperti Jakarta, Jabodetabek, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Barat. Untuk di Bekasi sendiri, program subsidi rumah ini akan dibangun di lahan berukuran 60 hektare.
Rumah satu lantai ini dilengkapi dengan dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur bagian dalam lengkap dengan kitchen set, ruang tamu, dan halaman depan.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait (Ara) mengatakan, rumah ini memiliki tinggi plafon tiga meter dengan air yang terintegrasi langsung dengan PAM.
ADVERTISEMENT
“Dan saya sudah lihat dari ukurannya itu kalau mau lihat ya. Ini temboknya ini ada dua, dobel kemudian tingginya ini 3 meter. Ini tinggi kemudian ini juga tadi saya dibuka itu aluminium ya. Kemudian juga nanti airnya dari? Dari PAM,” kata Ara usai meninjau lokasi perumahan, Selasa (6/5).
Tak hanya itu, Ara memastikan rumah ini juga terhindar dari banjir. Saat ini, pemerintah juga tengah membangun tempat ibadah Masjid untuk warga yang akan bermukim di Grand Harmoni.
Pada kesempatan yang sama, Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan, program ini merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup para wartawan.
“Kami sepakat nilai rumahnya tadi mungkin 8 ya Pak Menteri. Wartawan itu soalnya biasanya profesi yang memikirkannya publik. Terus lupa dengan kebutuhan-kebutuhan pribadinya. Sibuk meliput, sibuk menulis berita,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Kadang-kadang keperluan yang paling mendasar untuk dirinya itu terlupa karena dulu juga (saya) wartawan. Pak Ara juga dulu dekat dengan profesi ini. Jadi ya itu memang saya menyadari betul banyak ketika nanti sudah usianya, sudah jadi wartawan menengah, senior gitu, baru teringat untuk menyiapkan kebutuhan dasar itu,” imbuh dia.