Pemerintah Suriah Kehilangan Kota Daraa yang Dikuasai Kelompok Pemberontak

Tentara Israel mengendarai kendaraan militer selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel di dekat perbatasan dengan Suriah, Selasa, 4 Agustus 2020. Foto: Ariel Schalit/AP Photo

Pemerintah Suriah kehilangan Kota Daraa usai pasukan pemberontak menguasainya pada Sabtu (7/12).

Berdasarkan informasi yang dikutip dari AFP, penguasaan kota ini merupakan dampak dari kegagalan pemerintahan Bashir Al-Assad dalam mempertahankan dua kota besar Suriah lainnya, yakni Aleppo dan Hama.

"Faksi-faksi lokal telah mengambil alih lebih banyak wilayah di provinsi Daraa, termasuk Kota Daraa. Mereka sekarang menguasai lebih dari 90 persen provinsi tersebut, karena pasukan rezim secara bertahap menarik diri," kata Syrian Observatory for Human Rights.

Seorang pejuang oposisi Suriah duduk di kursi kantor sambil berpose untuk berfoto di gerbang kedatangan bandara internasional Aleppo di Aleppo, Suriah, Senin, 2 Desember 2024. Foto: Omar Albam/AP Photo

Berdasarkan informasi yang dikutip dari Reuters, pasukan pemberontak menjamin jalur aman bagi pasukan pemerintah untuk meninggalkan kota tanpa perlawanan.

Mereka membuka jalur untuk mereka mengevakuasi diri ke Damaskus yang berjarak 100 kilometer dari sana.

Lebih lanjut, disebutkan para pemberontak melepaskan tembakan ke udara di tengah-tengah kerumunan warga sebagai tanda kemenangan seraya pasukan pemerintah meninggalkan kota tersebut.

Kehilangan 4 Kota Penting dalam 1 Minggu

Dengan jatuhnya Daraa ke tangan pemberontak, pemerintah Suriah telah kehilangan 4 kota penting dalam satu minggu. Tiga kota selain Daraa adalah Aleppo, Hama, dan Homs.

Daraa sendiri merupakan ibu kota provinsi yang dihuni oleh sekitar 1 juta orang. Kota itu merupakan saksi sejarah dari lahirnya pemberontakan yang menentang pemerintahan Bashir Al-Assad pada awal konflik ini terjadi di tahun 2011.

Kondisi usai serangan udara yang menargetkan sebuah lingkungan di kota Idlib, Suriah, Minggu (1/12/2024). Foto: MUHAMMAD HAJ KADOUR / AFP

Kelompok pemberontak pemerintah terdiri dari berbagai faksi yang dipimpin oleh Islamist Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Kelompok ini sempat terafiliasi dengan kelompok Al Qaeda.

Di dalam kelompok itu ada terjadi juga aliansi yang melibatkan Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Mereka adalah pemberontak Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat.

Sementara kelompok pemerintah Bashir Al-Assad, disebutkan mendapatkan dukungan dari Rusia, Irak, dan Iran dalam menghadapi pergolakan di negaranya.