Pemerintahan Transisi Suriah Mulai Dibentuk Usai Assad Tumbang

10 Desember 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria mengibarkan bendera oposisi Suriah bertuliskan "Bebaskan Suriah" (13/10/2019) di Akcakale ketika asap naik di latar belakang dari kota Tal Talyyad. Foto: AFP/Nazeer Al-khatib
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria mengibarkan bendera oposisi Suriah bertuliskan "Bebaskan Suriah" (13/10/2019) di Akcakale ketika asap naik di latar belakang dari kota Tal Talyyad. Foto: AFP/Nazeer Al-khatib
ADVERTISEMENT
Kelompok yang menjatuhkan Presiden Bashar Al-Assad di Suriah mulai langkah pertama pembentukan pemerintahan transisi, Selasa (10/12).
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukan selang sehari setelah PM Suriah Mohamed Jalali sepakat menyerahkan kekuasaan ke kelompok yang menamakan diri Salvation Government. Pemerintahan itu nantinya akan dijalankan dari barat laut Suriah.
Seorang sumber mengungkap kepala kelompok yang menumbangkan Assad, Abu al-Julani sudah bertemu dengan PM Jalali dan Wapres Faisal Mekad. Mereka membahas pemerintahan transisi.
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, kunjungi medan perang di Idlib. Foto: Reuters
Rencananya pemerintahan transisi akan dipimpin kepala Salvation Government Mohamed al-Bashir.
Adapun, yang terjadi di Suriah menjadi pembahasan khusus bagi Dewan Keamanan PBB pada Senin (8/12) malam. Sejumlah diplomat mengaku kaget pemerintahan Assad tumbang dalam 12 hari setelah kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) meluncurkan serangan.
Keterkejutan itu datang bukan tanpa alasan. Sebab, kekuasaan tangan besi Assad bisa bertahan dari perang saudara yang pecah selama 13 tahun di Suriah.
ADVERTISEMENT
“Semua orang terkejut, semuanya, termasuk anggota DK PBB. Jadi kami harus melihat dan menunggu dan memantau, dan mengevaluasi perkembangan situasi,” papar Dubes Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Deputi Dubes AS untuk PBB Robert Wood menyebut tumbangnya Assad adalah peristiwa luar biasa bagi rakyat Suriah.
"Saat ini kami benar-benar fokus untuk mencoba melihat ke mana arah situasi ini. Apakah ada otoritas pemerintahan di Suriah yang menghormati hak dan martabat penduduk Suriah?" ucap Wood.