Pemerintahan Trump Ajak TikToker dan Podcaster Jadi Koresponden Gedung Putih

1 Februari 2025 16:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menjawab pertanyaan selama pengarahan harian di Ruang Pengarahan Brady Gedung Putih di Washington, DC, Selasa (28/1/2025). Foto: ROBERTO SCHMIDT / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menjawab pertanyaan selama pengarahan harian di Ruang Pengarahan Brady Gedung Putih di Washington, DC, Selasa (28/1/2025). Foto: ROBERTO SCHMIDT / AFP
ADVERTISEMENT
Jubir Gedung Putih Karoline Leavitt mengajak TikTokers dan podcaster untuk mendaftar ID peliputan di Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Sabtu (1/2), ini merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk menjangkau luar arus media utama yang selama ini sering dia kecam.
Dalam keterangan pers perdananya di podium Gedung Putih, Leavitt mengatakan pihaknya akan menambahkan kursi untuk media baru yang berhasil mendapatkan tempat di kursi depan ruang konferensi pers yang sempit.
Trump dalam sejumlah kesempatan sering mengkritik media tradisional sebagai musuh masyarakat.
“Sebagai jubir termuda dalam sejarah berkat Presiden Trump, saya sangat bangga membuka ruangan untuk suara media baru,” kata Leavitt pada Rabu (29/1) yang lalu.
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (21/1/2025). Foto: Jim Watson/AFP
“Tidak peduli apakah kamu pembuat konten TikTok, blogger, podcaster, jika anda menghasilkan konten berita yang sah, anda boleh mengajukan permohonan kredensial pers ke Gedung Putih ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
49 kursi dialokasikan untuk organisasi pers yang menjadi anggota Asosiasi Koresponden Gedung Putih. Reporter tanpa tempat duduk diperbolehkan untuk berdiri di sudut ruangan jika masih ada tempat.
Jubir muda ini juga berjanji untuk meminta pertanggungjawaban wartawan atas apa yang dia sebut kebohongan tentang Trump.
“Kami tahu pasti ada kebohongan yang telah didorong oleh banyak media lama di negara ini tentang presiden, tentang keluarganya, dan kami tidak akan menerimanya,” kata dia.
Selama masa kampanye, Trump memang menghindari wawancara dengan beberapa jaringan TV. Ia lebih memilih tampil di sejumlah podcast, termasuk podcast Joe Rogan yang sangat populer.