Pemilu Lokal Malaysia Tantangan Anwar Ibrahim Pertahankan Kekuasaan

5 Juli 2023 19:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tiba dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (10/5/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tiba dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (10/5/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Agustus 2023 enam negara bagian di Malaysia akan menggelar pemilu lokal di enam negara bagian. Pemungutan suara itu merupakan tantangan bagi koalisi Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
ADVERTISEMENT
Pemilu lokal ini tidak berpengaruh langsung terhadap kekuasaan mayoritas parlemen Malaysia yang dikuasai koalisi Anwar. Namun, sejumlah pengamat menilai koalisi pemerintahan bakal rapuh bila tidak bisa mempertahankan kekuasaan di beberapa negara bagian.
Komisi Pemilu Malaysia menyatakan, pemungutan suara akan digelar di negara bagian Kelantan, Terengganu, Kedah, Penang, Selangor dan Negeri Sembilan pada 12 Agustus.
Presiden Partai Warisan Sabah Shafie Apdal memberikan suara selama pemilu di Semporna, Sabah, Malaysia, (26/9) Foto: AFP
Tiga dari enam negara bagian dikuasai oleh aliansi koalisi Pakatan Harapan pimpinan Anwar. Sedangkan tiga sisanya dikuasai koalisi Muslim-Melayu yang dipimpin eks PM Muhyiddin Yassin.
Pengamat studi asia Universitas Tasmania, James Chin, mengatakan Anwar harus memperhatikan pemilu itu dengan serius.
"Pemungutan suara sangat penting karena banyak rakyat berpikir ini sebagai referendum tidak langsung pemerintahan Anwar," kata Chin seperti kepada AFP.
ADVERTISEMENT
Peneliti dari Pusat Riset Pasifik di Malaysia, Oh Ei Sun, mengatakan kekuasaan Anwar bisa goyang bila kalah di satu atau dua negara bagian yang tadinya dikuasai.
"Anggota parlemen yang saat ini mendukung dia mungkin punya pikiran lain, yang bisa diterjemahkan dengan hasil negatif bagi mereka dalam pemilu federal selanjutnya," kata Oh.
Perdana Menteri Malaysia yang baru diangkat Anwar Ibrahim bereaksi saat menyampaikan pidatonya dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (24/11/2022). Foto: Vincent Thian/POOL/AFP
Anwar menjadi PM Malaysia pada November 2022. Itu setelah partainya mendapat suara terbanyak pada pemilu.
Meski demikian, partai dan koalisi Anwar sempat gagal mendapat dukungan mayoritas parlemen demi membentuk pemerintahan.
Anwar pun akhirnya menggandeng mantan rivalnya demi membuat pemerintah persatuan dan membawanya menjadi kepala pemerintahan. Sejauh ini politik Malaysia masih stabil, setelah sejak 2018 Malaysia berganti PM sampai tiga kali.
ADVERTISEMENT