Pemimpin Al-Qaeda Tewas, Taliban Kecam AS

2 Agustus 2022 16:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pimpinan Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri berbicara dalam rekaman video yang disiarkan oleh saluran berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar pada tanggal 05 Maret 2006. Foto: AL-JAZEERA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pimpinan Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri berbicara dalam rekaman video yang disiarkan oleh saluran berita Al-Jazeera yang berbasis di Qatar pada tanggal 05 Maret 2006. Foto: AL-JAZEERA / AFP
ADVERTISEMENT
Taliban mengutuk serangan Amerika Serikat (AS) yang menyasar pemimpin al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri. Penguasa Afghanistan itu menganggap AS melanggar kesepakatan damai antara keduanya pada Selasa (2/8/2022).
ADVERTISEMENT
Taliban merujuk kepada Perjanjian Doha yang ditandatangani pada 29 Februari 2020. Kesepakatan tersebut menyetujui penarikan pasukan AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dari Afghanistan. Mereka telah menarik pasukannya pada 31 Agustus 2021.
Menurut Taliban, AS telah melanggar prinsip-prinsip tersebut. Sebab, serangan itu berlangsung di rumah Zawahiri di Sherpur.
Sherpur merupakan salah satu lingkungan paling makmur di pusat Kabul. Enklave diplomatik itu menaungi sejumlah pejabat tinggi dan komandan Taliban.
"Tindakan tersebut merupakan pengulangan dari pengalaman kegagalan selama 20 tahun terakhir dan bertentangan dengan kepentingan Amerika Serikat, Afghanistan, dan kawasan," jelas Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dikutip dari AFP, Selasa (2/8/2022).
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid. Foto: Aamir QURESHI/AFP
Perjanjian Doha memfasilitasi pembicaraan antara Taliban dan Afghanistan. Kesepakatan itu turut menyatakan sumpah Taliban untuk mencegah al-Qaeda beroperasi di wilayah kekuasaannya.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, lantas membalikkan tuduhan pelanggaran itu terhadap Taliban. Blinken menekankan, Taliban justru melanggar perjanjian dengan menampung Zawahiri.
Para ahli meyakini, Taliban tak pernah memutuskan hubungan dengan al-Qaeda. Zawahiri diduga mendapatkan perlindungan Taliban usai mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021.
"Apa yang kami ketahui adalah bahwa para pejabat senior Taliban mengetahui kehadiran [Zawahiri] di Kabul," ujar seorang pejabat senior AS.
Anggota Taliban duduk di atas kendaraan militer selama parade militer Taliban di Kabul, Afghanistan. Foto: Ali Khara/REUTERS
AS meluncurkan serangan pesawat nirawak (drone) terhadap Zawahiri pada Minggu (31/7/2022). Saat itu, Zawahiri tengah berada di balkon sebuah rumah tiga lantai.
Washington mengaku telah menewaskan pria Mesir berusia 71 tahun itu. Presiden AS, Joe Biden, menggambarkannya sebagai keadilan bagi keluarga korban serangan 9/11.
Pasalnya, Zawahiri diyakini sebagai dalang yang mengerahkan pasukan al-Qaeda, termasuk dalam serangan 11 September 2001.
ADVERTISEMENT
Zawahiri juga disebut-sebut sebagai dokter pribadi Osama bin Laden. Menggunakan keterampilan analitik, dia telah membantu bin Laden merekrut teroris di seluruh dunia.
Ahli bedah itu mengambil alih al-Qaeda setelah bin Laden terbunuh pada 2011. AS menawarkan hadiah uang hingga USD 25 juta (Rp 372 miliar) untuk menangkap buron tersebut.
"Keadilan telah ditegakkan dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi," tegas Biden dalam pidatonya pada Senin (1/8/2022).
Tentara Al-Qaeda. Foto: Reuters
Tindakan tersebut merupakan serangan pertama AS di Afghanistan usai pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
Al-Qaeda telah menyusut sejak invasi AS ke Afghanistan. Namun, kematian Zawahiri menjadi pukulan terbesar sejak tewasnya bin Laden.
Langkah itu dapat meningkatkan kredibilitas jaminan AS. Sebab, AS berupaya menunjukkan kemampuannya mengatasi ancaman tanpa kehadiran militer di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
"Di hadapan keengganan atau ketidakmampuan Taliban dalam mematuhi komitmennya, kami akan terus mendukung rakyat Afghanistan dengan bantuan kemanusiaan yang kuat dan untuk mengadvokasi perlindungan hak asasi mereka, terutama perempuan dan anak perempuan," jelas Blinken.