Pemimpin Hizbullah Tolak Menyerah dari Israel, Tak Mau Serahkan Senjata

7 Juli 2025 11:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Pemimpin Hizbullah Tolak Menyerah dari Israel, Tak Mau Serahkan Senjata
Pemimpin Hizbullah Naim Qassem melawan ancaman Israel dengan menyatakan mereka tak menyerah melawan Zionis, Minggu (6/7).
kumparanNEWS
Pemimpin Hezbollah Naim Qassem. Foto: Anwar Amro/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Hezbollah Naim Qassem. Foto: Anwar Amro/AFP
ADVERTISEMENT
Pemimpin Hizbullah Naim Qassem melawan ancaman Israel dengan menyatakan mereka tak menyerah melawan Zionis, Minggu (6/7). Dia memastikan Hizbullah tak mau menyerahkan senjatanya.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Naim disampaikan jelang lawatan Utusan Khusus Amerika Serikat, Thomas Barrack, ke Lebanon. Barrack berada di Lebanon untuk menekan Hizbullah menyerahkan senjatanya setidaknya sampai akhir tahun ini.
“Ancaman ini tidak akan membuat kami menerima penyerahan diri,” kata Naim seperti dikutip dari AFP.
Pemimpin Hezbollah Naim Qassem. Foto: Anwar Amro/AFP
Pidato Naim disampaikan di depan ribuan pendukung Hizbullah yang hadir di sebelah selatan pinggiran Beirut. Naim menampakkan diri pada peringatan hari besar Syiah, Ashura.
Naim memegang tampuk kepemimpinan Hizbullah, parpol yang didukung Iran di Lebanon, usai perang melawan Israel pada 2024 lalu. Naim menggantikan pemimpin Hizbullah sebelumnya, Hassan Nasrallah, yang tewas terbunuh serangan Israel September 2024.
Dia berulang kali menekankan akan memonopoli kepemilikan senjata di Lebanon. Tak cuma itu, Naim menegaskan Hizbullah tak akan menyerahkan senjatanya dan meminta Israel menghentikan serangan ke Lebanon terlebih dulu.
Ilustrasi peta antara Israel dan Lebanon. Foto: Below the Sky/Shutterstock
Israel sendiri, meski menyepakati gencatan senjata, tidak menarik pasukannya dari selatan Lebanon. Bahkan Israel acap kali menyerang Lebanon.
ADVERTISEMENT
Atas serangan di tengah gencatan senjata Israel berulang kali mengeluarkan alasan. Israel menyebut serangan tetap dilakukan semata menargetkan situs militer Hizbullah.
Israel kemudian menuduh Lebanon tidak banyak bertindak untuk melucuti senjata yang dimiliki Hizbullah.